TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan Magnitudo 5,9--diperbarui menjadi 5,7--mengguncang dari wilayah Laut Seram, Kamis pagi 4 November 2021, pukul 09.42 WIB. BMKG mengukur gempa itu dirasakan hingga skala V MMI atau skala untuk getaran yang bisa dirasakan oleh hampir semua penduduk, bikin orang banyak terbangun, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang.
Pusat gempa itu disebutkan berada di laut, 16 kilometer arah barat Wahai, ibu kota Kecamatan Seram Utara di Kabupaten Maluku Tengah. Gempa dari kedalaman 10 kilometer itu dirasakan pada skala IV MMI di Wahai dan sampai V MMI di Desa Sawai. Di beberapa daerah lain seperti Kota Ambon, gempa yang sama terukur pada skala III MMI atau terasa nyata di dalam rumah seakan ada truk melintas.
Dalam keterangan yang diberikannya, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mendetailkan bahwa pusat gempa berasal dari kedalaman 12 kilometer. Dia menyebutnya jenis gempa dangkal yang diduga dipicu aktivitas Sesar Naik Seram Utara.
Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa itu memiliki mekanisme pergerakan kombinasi geser dan naik. "Dilaporkan adanya dampak kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga yang ditimbulkan akibat gempa ini," kata Daryono via akun media sosialnya.
Hingga sekitar pukul 11, Daryono menambahkan, gempa merusak Seram Utara telah diikuti lebih dari sembilan kali gempa susulan.
Gempa pada pagi ini mengingatkan kepada gempa sebelumnya di Pulau Seram, Maluku Tengah, pada 16 Juni lalu. Gempa saat itu berkekuatan Magnitudo 6,0 juga bersifat merusak dan bahkan memicu tsunami yang tak disangka-sangka meski kecil.
Baca juga:
Gempa Pulau Seram, BMKG Temukan Bukti Dugaan Penyebab Tsunami