TEMPO.CO, Jakarta - Xiaomi mengabarkan telah mengirim batch pertama produk dari pabriknya yang berlokasi di Vietnam. Dalam keterangan yang diberikan Selasa, 5 Juli 2022, Xiaomi Vietnam merupakan upaya meningkatkan efisiensi distribusi di pasar Asia Tenggara sehingga mengurangi biaya logistik.
Disebutkan pula bahwa biaya pengiriman di pasar Asia Tenggara telah meningkat karena pandemi Covid-19 dan biaya logistik telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Untuk mengatasi masalah ini, Xiaomi telah bergabung dengan mitranya untuk menerapkan lokalisasi produksi.
Handset Xiaomi yang diproduksi di Vietnam akan digunakan untuk memenuhi permintaan pasar lokal serta negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Malaysia dan Thailand. Fasilitas baru ini terletak di Vietnam sebelah utara dan merupakan investasi $80 juta, atau setara Rp 1,2 triliun, yang meliputi area seluas 200 ribu meter persegi atau 20 hektare.
DBG Technology yang berbasis di Hong Kong dipercaya untuk menjalankan proses produksinya.
Xiaomi berada di urutan kedua di pasar smartphone di Vietnam dengan pangsa 22 persen. Merek asal Cina ini berada di bawah Samsung yang menguasai 34 persen pasar Vietnam. Pusat manufaktur Xiaomi lainnya yang berlokasi di luar Cina adalah di India.
Cina, ASEAN dan Vietnam
Anlalis teknologi di Cina, Ma Jihua, mengatakan bahwa ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar Cina. Kerja sama industri yang semakin erat antara Cina dan ASEAN, menurutnya, akan menjadi tren jangka panjang bagi banyak industri, termasuk smartphone.
Bersamaan dengan peningkatan industri Cina, beberapa industri padat karya telah mulai pindah ke Vietnam dan negara-negara lain. Dimulai dari produsen sepatu, pakaian, dan furnitur.
Beberapa produsen elektronik juga telah melihat tren ini dalam beberapa tahun terakhir, termasuk produsen alat rumah tangga TCL dan pembuat layar ponsel, BOE. Salah satu produsen panel surya terkemuka di Cina, Trina Solar, juga mendirikan lini produksi di Vietnam pada awal 2017.
“Meskipun beberapa laporan media asing telah menggembar-gemborkan relokasi perusahaan manufaktur tertentu keluar dari Cina, sebenarnya ini merupakan tanda perkembangan yang ‘sehat’ bahwa rantai industri Cina merelokasi sebagian kapasitas produksi hilir mereka ke tempat-tempat dengan biaya lebih rendah," kata Ma.
Sementara itu, Ma menunjukkan bahwa terlepas dari keunggulan dalam sumber daya tenaga kerja, lokasi dan aspek lainnya, kapasitas Vietnam untuk melakukan produksi dari Cina sejauh ini terbatas. Ini karena ketergantungannya pada Cina untuk pasokan peralatan inti dan suku cadang tertentu.
GSM ARENA, GLOBAL TIMES
Baca juga:
Apple Pindahkan Produksi iPad dari Cina ke Vietnam