Tidak hanya untuk penerimaan mahasiswa baru, UI juga menerapkan aplikasi OS pada aktivitas lainnya di tingkat rektorat maupun fakultas. Rabu pekan lalu, kampus yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat, ini bekerja sama dengan perusahaan Microsoft dalam proyek Microsoft Open Source Interoperability Laboratory. Bagi Microsoft, proyek ini yang pertama didirikan di Indonesia dan pengembangan dari Microsoft Innovation Center.
Fokus utama laboratorium di UI yang dikenal sebagai Kampung Kuning adalah seputar interoperabilitas secara umum antara aplikasi OS dan platform Windows tanpa batasan pada jenis teknologi yang digunakan. Fokus awal adalah PHP dan Windows karena besarnya komunitas PHP di Indonesia. "Kami berharap kolaborasi ini menghasilkan inovasi potensial yang dapat menghasilkan ekonomi tinggi," kata Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Tony Chen.
Rektor UI Profesor Gumilar Rusliwa Somantri mengakui bahwa komputer merupakan ilmu masa depan. Menurut dia, daya saing sebuah bangsa tidak hanya bersandar kepada kekuatan sumber daya alam dan tenaga kerja murah. "Tetapi kekuatan inovasi teknologi dan penggunaan pengetahuan jadi tulang punggung keberlanjutan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan bangsa," ujar doktor sosiologi lulusan Universitas Bielefeld, Jerman ini.
Bagi Microsoft, kerja sama dengan UI merupakan langkah memperkuat citra. Maklum, komunitas OS memiliki persepsi yang buruk terhadap perusahaan perangkat lunak terbesar dunia ini. Tahun lalu, Microsoft akhirnya mengumumkan kesediaan berkolaborasi dan melakukan beberapa perubahan di sisi teknologi dan bisnis. "Tujuannya untuk meningkatkan keterbukaan produk dan interoperabilitas, kesempatan dan pilihan untuk para pengembang, mitra, pelanggan, serta kompetitor," kata Steve Ballmer, CEO Microsoft.
Pada awalnya, mereka berkolaborasi dengan Jboss, Java, dan Oracle. Lalu dengan PHP melalui zend dan komunitasnya. Microsoft, kata Platform Strategy Manager Microsoft Indonesia Irving Hutagalung, memiliki visi menyatukan "gap" yang selama ini terjadi antara komunitas OS dengan Microsoft, khususnya di Indonesia. Menurut dia, sosialisasi lisensi Microsoft untuk software OS pun telah disetujui oleh Open Source Initiative, yaitu Microsoft Public License (Ms-PL) dan Microsoft Reciprocal License (Ms-RL).
Di UI, Laboratorium Interoperabilitas bakal melakukan empat aktivitas, yakni penelitian mahasiswa, penelitian dosen, kompetisi inovasi, dan kolaborasi industri teknologi informasi. Dua tahun lalu di kampus ini berdiri Microsoft Innovation Center. "Beberapa mahasiswa yang magang di pusat itu setelah lulus bekerja di Microsoft," kata Riri. Tak hanya itu, tahun lalu mereka juara tiga lomba Imaging Cup yang diselenggarakan Microsoft.
Irving Hutagalung berharap setelah mahasiswa lulus, mereka lebih siap bekerja ketika menghadapi platform teknologi yang heterogen di perusahaan besar. Menurut dia, di Laboratorium Interoperabilitas terdapat teknologi Microsoft yang dapat digunakan membuat software. Dia berharap dengan teknologi ini mahasiswa UI mampu berkreasi menciptakan software baru yang berpotensi mendongkrak perekonomian industri di Indonesia.
Menurut Gumilar, mahasiswa sering kali memiliki ide-ide liar di bidang teknologi informasi dan memiliki banyak waktu serta energi. "Tak hanya terbatas kepada mahasiswa ilmu komputer," katanya. Riri, yang juga dosen di Program Studi Teknik Komputer, mengakui sekitar 30 persen mahasiswanya giat membuat perangkat lunak kecil-kecilan. Adanya aneka lomba, ujarnya, memacu mereka merancang software yang lebih maju.
Untung Widyanto