Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pro-Kontra Prosesi Wisuda untuk TK-SMA, Dengar Pendapat Dosen Pendidikan Guru SD Ini

image-gnews
Ilustrasi anak wisuda/pendidikan anak. Shutterstock.com
Ilustrasi anak wisuda/pendidikan anak. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari ini, kegiatan wisuda kelulusan (graduation) dalam jenjang pendidikan TK, SD, SMP, hingga SMA ramai diperbincangkan di media sosial. Sebagian berargumen bahwa wisuda, apalagi lengkap dengan toga, tak perlu untuk menandai kelulusan di tingkat TK hingga SMA.

Mereka juga menganggap upacara wisuda sebagai pemborosan dan membebani orang tua murid. Pasalnya, para orang tua harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi terselenggaranya acara tersebut yang tidak jarang memilih lokasi di luar sekolah.

Ramainya perbincangan itu membuat Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Holy Ichda Wahyuni, urun pendapat. Dia menyatakan termasuk yang kurang sepakat dengan prosesi wisuda usia dini yang diselenggarakan bak mahasiswa perguruan tinggi tersebut.

Menurut Holy, sebaiknya pelepasan siswa usia dini di tingkat SD dilakukan sesuai dengan perkembangan anak. Dia menyarankan, nuansa pelepasan akhir tahun bagi anak usia dini diarahkan pada seremoni yang mendukung penyaluran kreasi siswa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Seperti seni tari, membaca puisi, menyanyi — hal-hal tersebut lebih banyak manfaatnya dalam menumbuhkan rasa percaya diri anak sejak dini,” ujarnya pada Jumat, 16 Juni 2023, dikutip dari situs UM Surabaya. Diharapkannya pula, acara pelepasan dikemas menjadi sarana atau forum komunikasi yang erat antara guru dan orang tua siswa.

Namun, untuk penggunaan toga, Holy masih melihat sisi positif jika digunakan di jenjang sekolah. Menurutnya, itu dapat menjadi motivasi para siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. “Membangun kesadaran dan harapan bahwa perjalanan pendidikan mereka masih panjang,” katanya menambahkan.

Pilihan Editor: Cuaca Hari Ini, Begini Prediksi Hujan Kota-kota di Indonesia dari BMKG

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Makna Wisuda, Momen yang Ditunggu Mahasiswa Usai Menyelesaikan Studi

4 hari lalu

Ilustrasi wisuda. shutterstock.com
Makna Wisuda, Momen yang Ditunggu Mahasiswa Usai Menyelesaikan Studi

Menghalangi orang untuk melakukan wisuda dapat menyebabkan kekecewaan dan pelepasan sosial.


Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

5 hari lalu

Bamsoet Kembali Diminta Mengajar Program Doktor di Universitas Jayabaya

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, kembali diminta untuk mengajar program doktor (S3) ilmu hukum di Universitas Jayabaya, Jakarta.


Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

6 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Tenaga Pengajar Indonesia

Bamsoet mengikuti Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) sebagai pemenunah persyaratan sertifikasi pendidik untuk dosen di Indonesia.


Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

11 hari lalu

Dosen di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Vita Silvana meraih penghargaan Japanese Society of Obstetrics and Gynecology (JSOG) Congress Encouragement Award sebagai Best Paper di bidang Reproductive Medicine. Dok. Humas UI
Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

Dosen FKUI dapat bersaing di dunia medis secara global.


Serikat Pekerja Kampus Sebut Banyak Dosen Bermimpi Jadi Komisaris Akibat Gaji Rendah

12 hari lalu

10.1_NAS_dosendemo
Serikat Pekerja Kampus Sebut Banyak Dosen Bermimpi Jadi Komisaris Akibat Gaji Rendah

Gaji mayoritas dosen yang masih di bawah Rp 3 juta membuat mereka tergiur dengan jabatan yang ditawarkan secara politis oleh penguasa.


Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Serikat Pekerja Kampus Ungkap Sederet Permasalahannya

12 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Serikat Pekerja Kampus Ungkap Sederet Permasalahannya

Hasil penelitian Serikat Pekerja Kampus menemukan mayoritas dosen masih berpenghasilan di bawah Rp 3 juta pada kuartal pertama 2023.


Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

12 hari lalu

Ilustrasi Media Sosial. Kredit: Forbes
Fenomena Flexing Mahasiswa KIP Kuliah di Media Sosial, Ini Kata Dosen Unair

Banyak yang mempertanyakan kelayakan mahasiswa tersebut sebagai penerima bantuan biaya KIP Kuliah.


Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

12 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.


Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

14 hari lalu

Kampus Telkom University di Bandung, Jawa Barat. (Dok.Tel-U)
Wisuda Telkom University Bandung Kini Libatkan Penerjemah Berbahasa Isyarat

Disebutkan, banyak mahasiswa Telkom University Bandung adalah teman-teman disabilitas. Inklusi diklaim jadi fondasi utama.


Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

14 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.