Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Ungkap Teknologi AI Bakal Ancam Demokrasi di Pemilu 2024

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan mengancam demokrasi di banyak negara, terutama yang akan menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu).

Hal tersebut diungkap oleh Dame Wendy Hall, profesor ilmu komputer spesialis AI dari University of Southampton, pada acara televisi Beth Rigby Interviews. Ia juga merupakan anggota Dewan AI Britania Raya, sebuah komite ahli independen yang memberikan saran kepada pemerintah dan memegang kepemimpinan tertinggi seputar ekosistem AI.

Dame Wendy mengatakan bahwa kemampuan AI untuk merusak demokrasi harus menjadi perhatian khusus daripada ancaman eksistensial lain yang ditimbulkan oleh teknologi. Ia juga mengungkap keprihatinan atas proyek Neuralink milik Elon Musk yang memicu sejumlah masalah etik.

Lebih lanjut, Dame Wendy melihat kemungkinan pertumbuhan disinformasi dan deepfake (citra rekayasa) karena AI membuatnya sangat mudah dilakukan. Orang-orang bisa bebas mengakses perangkat lunak AI lewat internet sehingga makin sulit untuk mendeteksi kebenaran suatu video, foto, atau sekadar tulisan.

Ancaman AI terhadap eksistensi manusia ratusan tahun ke depan bukanlah masalah utama saat ini. Dalam konteks pemilu 2024 yang bakal berlangsung di beberapa negara, masyarakat perlu masih dibantu dalam memperoleh informasi di internet.

“Bahkan masih banyak orang awam yang perlu dibantu dalam menyaring informasi dari internet," ujar Wendy diseperti dikutip dari Skynews, Rabu 21 Juni 2023.

Wendy kemudian menyebut bahwa klaim AI memiliki kekuatan untuk “membunuh banyak manusia” dalam waktu dua tahun adalah reaksi berlebihan. Menurutnya, risiko AI sama sekali belum mendekat ke arah situ.

Walau demikian, manusia harus senantiasa berupaya menjaga AI berada di bawah kendali mereka, bukannya malah menjadi budak teknologi. Dari situlah dasar pembentukan peraturan maupun kebijakan berasal.

Wendy ingin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Global AI di Inggris pada Oktober mendatang berfokus pada kasus deepfake, rekayasa gambar atau video yang melibatkan rupa seseorang. Ia pun menekankan perlunya teknologi untuk mendeteksi deepfake atau disinformasi lainnya dan memastikan bahwa sesuatu berasal dari sumber terpercaya.

Selain deepfake, Wendy menunjukkan hal-hal lain yang bisa menjadi tidak terkendali dalam beberapa generasi ke depan, misal ancaman nuklir atau perang biologi-kimia. Teknologi atau mesin AI tertentu sangat mungkin untuk mengembangkan obat-obat mematikan dengan sengaja. Dame Wendy kemudian menyinggung kegagalan industri medis dalam pengawasan obat berbahaya seperti Talidomid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terlepas dari segala ancaman yang ditimbulkan, AI memang dapat meningkatkan pengambilan keputusan oleh politisi dengan membantu mereka memadatkan informasi menjadi lebih terarah. Menurut Dame Wendy, itu akan memperbaiki pembicaraan para politisi yang sering kali berdasar pada hal-hal yang tidak mereka pahami. Praktik tersebut berhubungan dengan kemampuan AI generatif dalam meringkas suatu dokumen secara cepat.


Masalah Privasi

Dame Wendy juga berbicara tentang polemik Rancangan Undang-Undang (RUU) Keamanan Siber di Inggris. RUU ini bertujuan melindungi anak-anak dan menargetkan pelaku hoaks atau tindakan ilegal lainnya. Namun, langkah tersebut dikritik karena pemerintah dan pihak berwenang akan memiliki atas akses ke informasi perpesanan pribadi.

Perusahaan teknologi turut mengungkap tuntutan pemerintah untuk menyediakan “pintu belakang” ke pesan pribadi orang-orang yang tentu bakal melemahkan perlindungan dari penjahat siber. Oleh karena itu, Dame Wendy ingin perusahaan teknologi bertanggung jawab atas hal-hal buruk yang dapat terjadi dan lacak dari mana asalnya tanpa harus mengganggu privasi pengguna.

Persoalan lain datang dari hak kebebasan berpendapat. Sangat sulit bagi perusahaan atau pemerintah memutuskan apa yang bisa dan tidak bisa masyarakat katakan melalui internet.

Belum lagi perdebatan tentang Neuralink yang bertujuan menghubungkan otak manusia dan komputer. Walau sangat berguna bagi penyandang disabilitas, teknologi tersebut mampu membaca gelombang otak penggunanya yang lagi-lagi menimbulkan masalah privasi.

Sebagai penutup, Dame Wendy mengakui bahwa dunia teknologi modern tampak sedikit menakutkan. Ia berharap agar setiap pelaku AI di seluruh dunia benar-benar memahami apa yang sedang mereka kerjakan.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | SKY NEWS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

066

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tentang Film Dokumenter Whats Next? The Future With Bill Gates

1 jam lalu

Bill Gates pernah menduduki urutan puncak dalam daftar orang terkaya di dunia mulai 1995 hingga 2017 versi majalah Forbes. Namun demikian, pemilik Microsoft tersebut tidak lagi menduduki peringkat pertama sejak 2017 karena Gates menyumbangkan sebagian besar uangnya ke yayasan miliknya, Bill and Gates Foundation. REUTERS
Tentang Film Dokumenter Whats Next? The Future With Bill Gates

Serial film dokumenter taipan Bill Gates ini akan dirilis di Netflix pada 18 September 2024.


Konsumsi Energinya Tinggi, Pakar Memperingatkan Penggunaan AI Bisa Mempercepat Krisis Iklim

11 jam lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Konsumsi Energinya Tinggi, Pakar Memperingatkan Penggunaan AI Bisa Mempercepat Krisis Iklim

Pakar memperingatkan bahwa AI bisa memerparah krisis iklim karena konsumsi energinya yang tinggi.


Anies Bakal Kunjungi Kampusnya Dulu di Tokyo, Ajak Diskusi soal Demokrasi

11 jam lalu

Mantan Gubernur Jakarta yang juga Mantan Calon Presiden Anies Baswedan saat menghadiri pembukaan Kongres III Partai NasDem di JCC, Jakarta, Minggu, 25 Agustus 2024. Partai NasDem menggelar Kongres ke III yang digelar pada 25-27 Agustus 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Anies Bakal Kunjungi Kampusnya Dulu di Tokyo, Ajak Diskusi soal Demokrasi

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak mahasiswa, akademisi, dan komunitas Indonesia di Tokyo berdiskusi soal demokrasi.


Soal Artis Maju Pilkada 2024, Akademikus: Popularitas Saja Belum Cukup Jadi Modal Politik

21 jam lalu

ilustrasi pilkada
Soal Artis Maju Pilkada 2024, Akademikus: Popularitas Saja Belum Cukup Jadi Modal Politik

Pengamat menilai banyaknya artis yang jadi calon kepala daerah pada Pilkada 2024 membuktikan parpol gagal mencetak kader berkualitas.


Meizu Siap Rilis Ponsel Baru Lagi yang Disebutnya Flagship AI Phone

1 hari lalu

Meizu Lucky 08. gsmarena.com
Meizu Siap Rilis Ponsel Baru Lagi yang Disebutnya Flagship AI Phone

Meizu belum lama memperkenalkan seri ponsel pertamanya untuk pasar global, di luar Cina.


6 Tips Temukan Sebuah Video Deepfake atau Bangkitan AI

1 hari lalu

Disney mengembangkan sistem face swap deepfake untuk industri film. Kredit: Disney Research
6 Tips Temukan Sebuah Video Deepfake atau Bangkitan AI

Sejumlah teknik untuk bisa identifikasi gambar palsu bangkitan AI bisa diplikasikan ke video deepfake. Diyakini lebih mudah.


Sambut Wacana Anies Bikin Partai, Refly Harun Sebut Parpol saat Ini Gagal Hadirkan Demokrasi

1 hari lalu

Pakar hukum tata negara, Refly Harun ditemui saat acara deklarasi dukungan dari relawan simpul Anies, terhadap Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta 2024. Tempo/Novali Panji
Sambut Wacana Anies Bikin Partai, Refly Harun Sebut Parpol saat Ini Gagal Hadirkan Demokrasi

Refly Harun menuding partai politik yang saat ini berdiri di Indonesia, telah gagal dalam menghadirkan demokrasi di internal partainya.


Tim Mahasiswa Unpar Bandung Bikin Aplikasi untuk Manajemen Kantor Hukum

1 hari lalu

Tim aplikasi Legal Plus (ki-ka) Jordan Yudhistira, Chrisostomus Paudra Sanjaya, James Ardy, Richard Yoshuara Yo, Jesslyne Chua. (Dok.Tim)
Tim Mahasiswa Unpar Bandung Bikin Aplikasi untuk Manajemen Kantor Hukum

Tim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan membuat aplikasi manajemen kantor hukum. Akan dikembangkan dengan teknologi AI.


Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

2 hari lalu

Paus Francis dari Midjourney yang menggunakan AI. Foto : Midjourney
Bisa Diidentifikasi, Ini 5 Eror pada Gambar atau Foto Palsu Bangkitan AI

Sebuah studi oleh Google menemukan lonjakan pesat proporsi gambar-gambar bangkitan AI dalam klaim-klaim cek-fakta hoax sejak awal 2023 lalu.


Kata Pengamat soal Tantangan Anies Baswedan Mau Dirikan Partai Politik

2 hari lalu

Anies Baswedan menghadiri forum bersama mahasiswa dalam tajuk Anies Baswedan Kembali ke Jogja yang digelar di Pendopo Wisma Kagama, kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin 9 September 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kata Pengamat soal Tantangan Anies Baswedan Mau Dirikan Partai Politik

Pengamat menjelaskan sejumlah tantangan bagi Anies Baswedan dalam mendirikan partai politik.