TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Firdaus Ar Riza atau biasa dipanggil Riza (18) merupakan mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) Teknik Geodesi yang mendapatkan keringanan UKT menjadi nol rupiah. Riza berasal dari SMA 3 Yogyakarta dan diterima melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) dengan nilai rapor dan nilai rata-rata 88,28.
Cerita Riza
Riza hidup di Yogyakarta bersama dengan Ibu dan dua adiknya yang masih di bangku SD dan MTs. Dikarenakan sang ayah sudah meninggal dan tidak ada pemasukan lagi, Riza dan keluarga memutuskan untuk menjual rumahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
“Dulu pas masih ada ayah, ayah kerja sebagai kontraktor dan kadang tidak menentu kapan cair gajinya sehingga mengharuskan kita untuk utang. Hasil penjualan rumah selain untuk hari-hari, kita gunakan untuk melunasi utang tersebut karena gaji ayah sampai sekarang ada yang belum turun”, kata Riza.
Ibu dan adik-adik Riza kemudian pindah ke Jakarta. Sedangkan Riza tinggal di rumah saudaranya di Yogyakarta.
Untuk bisa kuliah, Riza pun memilih UKT bersubsidi karena terkendala biaya. Ia pun menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti penghasilan orang tua, tagihan listrik dan lainnya.
“Bahkan saya input semua dokumen termasuk akta kematian ayah dan keterangan bahwa ibu hanya ibu rumah tangga dan tidak punya penghasilan” kata Riza.
Namun, pada saat pengumuman UKT, Riza terkejut karena mendapatkan UKT unggul dengan total biaya yang harus dibayar sebesar Rp 11 juta. Ia pun segera menghubungi temannya, Bhimo, yang ayahnya merupakan Dosen Teknik Mesin di UGM.
“Bhimo menyarankan untuk ajukan banding dan kita mencari tahu bagaimana cara untuk ajukan banding. Karena ternyata banyak mahasiswa Fakultas Teknik mendapatkan UKT unggul. Akhirnya kita minta saran ke kakak kelas kemudian diminta untuk isi google form," kata Riza.
Setelah mengisi google form tersebut, Bhimo kemudian menyarankan untuk menghadap langsung ke Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Teknik Geodesi agar lebih efektif. "Di sana saya bertemu dengan keduanya dan mulai menceritakan keadaan dan kondisinya saat ini, dan dijelaskan juga kenapa dapat bisa UKT unggul karena mereka enggak percaya kalau benar-benar hari-harinya enggak ada penghasilan, makanya saya ceritakan semuanya," kata Riza.
Akhirnya, pihak UGM mengurus ajuan banding Riza. Sepulangnya, Riza bersyukur UKT yang didapatkannya sudah berubah.
“Pas cek website Simaster UGM ternyata UKT yang saya dapat sudah berubah dari yang tadinya 11 juta menjadi nol rupiah," kata Riza.
Saat ini, Riza bisa sedikit bernafas lega. Namun ke depan, ia belum tahu apakah ada biaya untuk kuliahnua. Ia berharap selama empat tahun ke depan tidak ada pembayaran-pembayaran tambahan lagi.
Pilihan Editor: Noni, Putri Tukang Bangunan Diterima di UGM dengan UKT 0 Rupiah