TEMPO.CO, Jakarta - Nafas, perusahaan kualitas udara berbasis teknologi yang membantu warga untuk hidup sehat dan lebih baik, merilis ranking wilayah dengan polusi udara tinggi di Indonesia. Pada hari Kamis, 17 Agustus 2023, pukul 07.00 WIB, wilayah Sayidan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di urutan pertama dan satu-satunya pada kategori sangat tidak sehat dengan PM 2,5 sebesar 209 µg/m3.
Data lain Sayidan adalah memiliki PM1 sebesar 121 µg/m3, PM10 sebesar 248 µg/m3, kelembapan udara 93 persen dan suhu 23 derajat Celcius.
Besaran PM 2,5 pada 9 lokasi terpolusi lain
-Parung Panjang, Bogor - 134 µg/m3
-Serpong, Tangerang Selatan - 127 µg/m3
-Tarumajaya, Bekasi - 110 µg/m3
-Tambun Selatan, Bekasi - 103 µg/m
-Cipenjo, Bogor - 103 µg/m3
-Ciangsana, Bogor - 103 µg/m3
-Babakan, Tangerang Selatan - 99 µg/m3
-Cipayung, Jakarta Timur - 95 µg/m3
-Lengkong Gudang Timur, Tangerang Selatan - 95 µg/m3
PM2.5 adalah partikel padat polusi udara berukuran kurang dari 2,5 mikrometer atau 36x lebih kecil dari diameter sebutir pasir. Berdasarkan standar WHO, pengukuran dalam satuan µg/m3. Kategori aman berada pada rentang 0 - 12 µg/m3, moderat (12.1 - 35.4 µg/m3), tidak sehat untuk kelompok sensitif (35.5 - 55.4 µg/m3), tidak sehat (55.5 - 150.4 µg/m3), sangat tidak sehat (150.5 - 250.4 µg/m3) dan beracun (>250.4 µg/m3).
Data ini berasal dari low cost sensor yang tersebar di lebih dari 180 titik lokasi dan merepresentasikan cakupan wilayah 1-2 km dari lokasi sensor terpasang. Data kualitas udara yang diterima secara real time dan bisa diakses di aplikasi nafas.
Baca juga: Cerita Pelajar Papua Selatan Jadi Paskibraka, 5 Hari Naik Kapal demi Ikut Seleksi
Laporan bulan Juli tentang Yogya
Pada laporan Nafas pada bulan Juli, terdapat catatan khusus tentang Yogya. Diduga, polusi meningkat di sini merupakan efek domino penutupan Tempat Pembuangan Akhir Piyungan. “Pelayanan sampah di TPA Regional Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta resmi tidak dapat dilakukan mulai 23 Juli 2023 hingga 5 September 2023,” demikian yang dikutip dari laporan itu.
Akibat maraknya aktivitas bakar sampah di berbagai daerah, tingkat polusi udara di Yogyakarta terpantau meningkat pada akhir bulan Juli. Terlihat dari data sensor nafas, tingkat PM 2.5 terpantau melonjak dari 23 Juli 2023 hingga saat ini, dengan rata-rata harian PM2.5 tertinggi pada tanggal 25 Juli 2023 sebesar 136 µg/m3. Polusi tinggi setiap harinya ditemui saat pagi hari pukul 08.00. Hal ini besar potensinya menandakan polusi yang terakumulasi akibat pembakaran sampah.
Kualitas udara Yogyakarta sepekan sebelum adanya kebijakan penutupan TPA terpantau relatif lebih baik. Pasca penutupan TPA, banyak terjadi lonjakan PM2.5 tinggi di beberapa daerah, seperti Sayidan dan Sorowajan. Konsentrasi PM2.5 tertinggi mencapai 277 µg/m3.
Kondisi ini diduga terpicu akibat aktivitas pembakaran sampah berkontribusi cukup tinggi pada kenaikan polusi udara Yogyakarta di pagi hari selama seminggu lebih dan bersifat lebih fluktuatif. Selain itu, kebijakan penutupan TPA Piyungan sangat berpengaruh pada keputusan akhir warga dalam mengelola sampah, khususnya yang memilih untuk membakarnya akibat tidak tersedianya solusi pengganti yang lebih baik.
Pilihan Editor: Daftar Nama Anggota Paskibraka Nasional 2023 dari 38 Provinsi di Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.