Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Hewan Ternak Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC
Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan iklim global menjadi isu yang mendesak karena efeknya dirasakan seluruh dunia. Salah satu kontributor utama terhadap emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global adalah sektor pertanian, terutama melalui hewan ternak.

Dikutip dari World Resources Institute, hewan ternak seperti sapi, domba, dan kambing memiliki peran penting dalam perekonomian dan sumber protein pangan bagi manusia. Namun, mereka juga berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, terutama metana dan nitrat oksida.

Metana adalah gas yang dilepaskan melalui pencernaan hewan ruminansia seperti sapi selama proses fermentasi dalam pencernaan mereka. Nitrat oksida, di sisi lain, berasal dari limbah hewan dan manure yang terurai di lingkungan.

Metana dan nitrat oksida adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon dioksida dalam memerangkap panas di atmosfer. Ketika hewan ternak mencerna makanan mereka atau limbahnya terurai, gas-gas ini dilepaskan ke atmosfer.

Khususnya metana memiliki dampak yang signifikan karena kemampuannya untuk memerangkap panas lebih dari 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dalam jangka pendek.

Dampak Lingkungan

Dikutip dari Food and Agriculture Organization, emisi gas rumah kaca yang tinggi dari hewan ternak berdampak langsung pada perubahan iklim global.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemanasan global mengakibatkan efek yang merugikan seperti peningkatan suhu global, perubahan pola cuaca yang ekstrem, dan pencairan es di kutub.

Selain itu, dampak lain termasuk penurunan kualitas udara dan degradasi lingkungan lokal karena tingginya konsentrasi gas berbahaya.

Untuk mengurangi kontribusi hewan ternak terhadap emisi gas rumah kaca, inovasi dan perubahan dalam praktik pertanian menjadi sangat penting.

Beberapa solusi yang sedang dijajaki, termasuk penggunaan pakan yang lebih efisien untuk mengurangi produksi gas di perut hewan, manajemen limbah hewan ternak yang lebih baik, dan pengurangan jumlah hewan ternak secara keseluruhan.

Selain itu, pertanian berkelanjutan dan alternatif protein nabati juga dapat membantu mengurangi tekanan terhadap lingkungan.

Pilihan Editor: Kentut dan Sendawa Sapi Ditarik Pajak, Peternak Selandia Baru Gelar Demo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lingkungan Terlindungi, Dapat Berkah Ekonomi

2 hari lalu

Bupati Trenggalek H. Moch. Nur Arifin (kiri) menerima penghargaan Apresiasi Tokoh Indonesia 2024 dari Direktur PT Tempo Inti Media Tbk., Meiky Sofyansyah di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 10 September 2024. Dok. Tempo
Lingkungan Terlindungi, Dapat Berkah Ekonomi

Penggerak perekonomian Kabupaten Trenggalek ada pada sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan, yang bergantung pada alam. Karenanya, upaya pelestarian lingkungan tidak bisa ditawar lagi.


Riau Investigasi Video Viral Puluhan Kerbau Mati dan Hanyut di Sungai

3 hari lalu

Seekor kerbau mati mengapung di Sungai Kampar Kiri, Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau. ANTARA/HO-Tangkapan Layar
Riau Investigasi Video Viral Puluhan Kerbau Mati dan Hanyut di Sungai

Fenomena ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial pada Kamis, 12 September 2024. Pemda setempat belum dapat laporan.


Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

10 hari lalu

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Ide Awal Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Limbah Tulang Hewan untuk Filtrasi Air Limbah dan Irigasi Sawah

Tim mahasiswa UGM menciptakan inovasi dengan memanfaatkan limbah gigi dan tulang hewan sebagai filter air limbah yang diolah menjadi air irigasi sawah


Produktivitas dan Produksi Padi OKU Timur Tembus 10 Besar Nasional

17 hari lalu

Di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati OKU Timur Ir. H. Lanosin, M.T. dan H.M. Adi Nugraha Purna Yudha, S.H., produktivitas/provitas dan produksi padi di Bumi Sebiduk Sehaluan tembus 10 besar tingkat nasional. Dok. OKU Timur
Produktivitas dan Produksi Padi OKU Timur Tembus 10 Besar Nasional

Kabupaten OKU Timur berhasil mencatatkan prestasi gemilang di bidang pertanian, khususnya dalam hal produktivitas dan produksi padi


Koalisi Masyarakat Sipil Serahkan Rekomendasi untuk SNDC: Ingatkan Dampak Perubahan Iklim terhadap Kelompok Rentan

19 hari lalu

Seorang petani menunjukkan tanaman padi berumur sekitar satu bulan mati akibat kekeringan di area persawahan Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa 30 Juli 2024. Sebagian sawah petani di Kecamatan Johan Pahlawan, Meureubo dan Kecamatan Samatiga mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Koalisi Masyarakat Sipil Serahkan Rekomendasi untuk SNDC: Ingatkan Dampak Perubahan Iklim terhadap Kelompok Rentan

Koalisi Masyarakat Sipil mendorong pemerintah menjadikan momentum penyerahan dokumen kontribusi iklim dalam SNDC sebagai upaya koreksi komitmen iklim.


Realisasi KUR Bank Mandiri Rp 23,49 Triliun per Juli 2024, Didominasi Sektor Pertanian

19 hari lalu

Anak perusahaan Bank Mandiri berhasil mencatatkan kinerja yang solid sepanjang kuartal I-2024.
Realisasi KUR Bank Mandiri Rp 23,49 Triliun per Juli 2024, Didominasi Sektor Pertanian

Bank Mandiri menyalurkan KUR senilai Rp 23,49 triliun per Juli 2024 kepada lebih dari 151 ribu debitur.


10 Tahun Menjadi Presiden, Jokowi Resmikan 44 Bendungan

22 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang Agus Harimurti Yudhoyono (kedua kiri) mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024. Menteri Agraria dan Tata Ruang Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mendampingi Jokowi untuk pertama kali dalam kunjungan kerjanya ke daerah. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
10 Tahun Menjadi Presiden, Jokowi Resmikan 44 Bendungan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meresmikan 44 bendungan di berbagai daerah selama 10 tahun menjabat sebagai presiden.


Jokowi Resmikan Bendungan Margatiga: Bisa Mereduksi Banjir dan Sediakan Air Baku

22 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi. TEMPO/Tony Hartawan
Jokowi Resmikan Bendungan Margatiga: Bisa Mereduksi Banjir dan Sediakan Air Baku

Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini meresmikan bendungan Margatiga di Lampung Timur.


Mentan Minta Anggaran Ditambah Rp 68 Triliun untuk Cetak 1 Juta Hektare Sawah hingga Penyediaan Susu Gratis

22 hari lalu

Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat rapat kerja komisi IV DPR RI di Jakarta, (20/6/2024).
Mentan Minta Anggaran Ditambah Rp 68 Triliun untuk Cetak 1 Juta Hektare Sawah hingga Penyediaan Susu Gratis

Menteri Pertanian atau Mentan Amran Sulaiman mengusulkan tambahan anggaran Rp 68 triliun pada tahun 2025. Untuk apa saja?


Ingin Jadi Duta Urban Farming 2024? Cek Syaratnya dan Cara Mendaftar

23 hari lalu

Pemilihan Duta Urban Farming 2024. ANTARA/HO-Dinas KPKP DKI Jakarta
Ingin Jadi Duta Urban Farming 2024? Cek Syaratnya dan Cara Mendaftar

Pemilihan Duta Urban Farming 2024 bertujuan menggerakkan pertanian dan menyosialisasikan bercocok tanam di perkotaan. Cek syarat jadi peserta.