Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sikerei Mentawai Petik Pilok Pengusir Roh, Penanda Peresmian Kebun Herbal

image-gnews
Aman Godai, seorang sikerei ahli tanaman obat sedang memetik tanaman di hutan Pulau Sipora, Kepulauan Mentawai, 25 September, 2023. Tempo/Febrianti
Aman Godai, seorang sikerei ahli tanaman obat sedang memetik tanaman di hutan Pulau Sipora, Kepulauan Mentawai, 25 September, 2023. Tempo/Febrianti
Iklan

TEMPO.CO, Mentawai - Tujuh orang sikerei sedang mengumpulkan daun-daun yang dipetik dari hutan kebun herbal di Pulau Sipora, Kepulauan Mentawai. Para sikerei, ahli tanaman obat dan tokoh penting suku di Mentawai itu, sedang mempersiapkan sebuah ritual punen untuk tanah yang akan dijadikan kebun tanaman obat itu.

Aman Lepon, yang diundang dari Siberut, salah seorang sikerei telah memetik beberapa tanaman. Ia memetik daun “alilepet” yang biasa digunakan sikerei untuk menenangkan jiwa. Juga daun “pilok” untuk mengusir roh jahat, dan daun “mumunen” untuk membuat orang yang memakainya bahagia. “Semua tanaman itu bisa untuk obat,” kata Aman Lepon usai ritual. 

Setelah memetik daun di dalam hutan, ketujuh sikerei kembali ke pondok di tengah kebun. Mereka mulai menyusun daun-daun dan siap untuk memulai ritual, sekaligus untuk meresmikan kebun herbal yang diberi nama  “Monen Lagek Kukkuet” atau “Ladang Obat Kukuaet”. 

Sebagai apresiasi pada kearifan lokal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pun meresmikan Kebun Herbal seluas 2 hektare di Dusun Boleleu, Tuapeijat, Sipora Utara, Pulau Sipora itu pada Kamis, 5 Oktober 2023 lalu.

Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Fernando Jongguran Simanjuntak saat meresmikannya mengatakan bangga memiliki ladang obat itu, sebab dari dulu orang Mentawai memiliki obat-obatan sendiri yang berasal dari herbal-herbal endemik di Kepulauan Mentawai.

“Dengan keberadaan ladang obat herbal ini, apa yang sudah diwariskan oleh leluhur orang Mentawai bisa kami lestarikan, bahkan bisa kami kembangkan lagi untuk generasi selanjutnya,” ujarnya.

Ia mengatakan kebun herbal itu juga akan dijadikan spot wisata yang bisa dinikmati wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Pulau Sipora. “Tracking masuk ke sini begitu dekat dengan hutan, memasuki kebun tanaman yang bisa dijadikan sebagai bahan obat, baru tiba kita di sini ada miniatur uma, suasana Mentawai yang begitu kental,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Desti Seminora kepada Tempo, Senin, 9 Oktober 2023, mengatakan tempat itu diberi nama dalam bahasa Mentawai, Monen Laggek “Kukuet” (Ladang Obat “Kukuet”). Kukuet merupakan nama salah satu jenis tanaman obat yang digunakan para tabib tradisional di Kepulauan Mentawai.

Desti mengatakan kawasan hutan itu dijadikan kebun herbal karena ia menemukan ada Siagailagek mencari tanaman obat tradisional di sana. Siagaileggek adalah tabib pengobatan tradisional yang masih tersisa di Pulau Sipora. 

Jika di Pulau Siberut pengobatan yang berkaitan dengan alam roh hanya dilakukan Sikerei dan pengobatan dengan tanaman obat dibantu oleh Siagaileggek, di Pulau Sipora Sikerei tidak ada lagi dan hanya tinggal beberapa orang Siagaileggek.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Pemilik dan pengelola tempat ini tetap masyarakat, Siagaileggek, orang yang bisa mengobati dan membuat ramuan tanaman obat, ada enam Siagaileggek yang biasa mengambil tanaman obat di sini dan mereka tetap di sini, kita hanya memfasilitasi saja, konsepnya pemberdayaan,” kata Desti, Senin, 9 Oktobr 2023.

Untuk mendukung kegiatan tersebut secara medis, kata Desti, akan ada dampingan dari seorang dokter yang sudah dilatih di Tawamangu untuk meresep obat dari tanaman herbal. Ramuan obat itu bisa digunakan pasien yang ada di rumah sakit maupun Puskesmas.

Desti mengatakan kawasaan kebun herbal itu akan menjadi lumbung tanaman obat di pulau Sipora. "Jenis tanaman obat di sini ada 50 yang sudah terindentifikasi secara ilmiah oleh dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas,” katanya. 

Kepulauan Mentawai memiliki potensi tumbuhan obat yang bisa digunakan sebagai herbal dan saintifikasi jamu. Penelitian Pusat Studi Tumbuhan Obat FMIPA Universitas Andalas pada 2000 di salah satu dusun di Pulau Siberut, dari 209 koleksi didapat 154 jenis tumbuhan yang tergabung dalam 53 famili.

Sebanyak 85 persen atau 176 koleksi diketahui khasiat dan penggunaannya secara tradisional dan hanya 33 koleksi atau 15 persen tak diketahui khasiat dan penggunaannya. 

Pengetahuan masyarakat tradisional Mentawai tentang manfaat dan khasiat tumbuhan di sekitarnya itu jauh lebih tinggi dari masyarakat di daratan Sumatera bagian tengah seperti Sumatera Barat (32 persen), Bengkulu (24 persen), Jambi (28 persen), dan Riau (31 persen).

Pilihan Editor: Cerita Cemas Penebangan Hutan Alam di Mentawai, Jerit Asa Sikerei

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

8 hari lalu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo saat memberi sambutan dalam acara Deklarasi Gerakan Perempuan Pro-Birokrasi Bersih dan Melayani (GPP-BBM) di Menteng, Jakarta, (24/07). Gerakan ini merupakan bentuk perwujudan dan pelaksanaan reformasi birokrasi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

Mooryati Soedibyo meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.


Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

8 hari lalu

Mooryati Soedibyo. TEMPO/Tony Hartawan
Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

Mooryati Soedibyo mencetuskan kontes kecantikan nasional, Puteri Indonesia, yang biasa diadakan setiap Maret.


Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

13 hari lalu

Ilustrasi Bus ALS. Wikipedia/Mujiono Ma'ruf
Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

Bus ALS alami kecelakaan di Malalak Selatan, Agam, Sumatera Barat pada Senin 15 April 2024. Berikut profil PO bus ALS yang beroperasi sejak 1966.


Mengintip Keindahan Kepulauan Mentawai yang Didatangi Anthony Kiedis

14 hari lalu

Gulungan ombak besar yang indah mencoba menggulung peselancar Indonesia, Sandy Slamet saat sedang berselancar di Playground, Mentawai, Sumatera Barat, (17/10). Tempo/Tommy Satria
Mengintip Keindahan Kepulauan Mentawai yang Didatangi Anthony Kiedis

Kepulauan Mentawai dikenal sebagai salah satu tujuan wisata internasional karena ombaknya dianggap salah satu yang terbaik untuk surfing.


Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

17 hari lalu

Masjid Al Hakim yang memiliki model arsitektur mirip Taj Mahal India. TEMPO/Fachri Hamzah
Libur Lebaran 2024: Kunjungi 3 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kota Padang

Kota Padang punya beberapa destinasi wisata religi antara lain Masjid Raya Sumatera Barat, Masjid Al Hakim, dan Masjid Raya Ganting. Ini istimewanya.


5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

24 hari lalu

Peserta malamang pada FBIM 2019, Palangka Raya, Selasa 18 Juni 2019.ANTARA/Muhammad Arif Hidayat
5 Tradisi Unik Lebaran di Sumatera Barat, Malamang hingga Tradisi Bakajang

Keunikan tradisi Idul Fitri atau lebaran di Sumatera Barat tak kalah dengan daerah lainnya. Di sini ada Malamang, Kabau SIrah, hingga Bakajang.


Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

24 hari lalu

Berbuka dengan Lamang Tapai
Menu Lebaran ala Padang: Lamang Tapai, Kue Sapik, hingga Itik Koto Gadang

Menu lebaran di tiap daerah banyak variannya, termasuk di Sumatera Barat. Makanan ala restoran Padang pun tersaji mulai lamang sampai Itik Koto Gadang


Banjir Lahar Gunung Marapi Terjang Daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar

27 hari lalu

Banjir lahar dingin yang terjadi di Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Jumat, 5 April 2024. Foto Istimewa.
Banjir Lahar Gunung Marapi Terjang Daerah di Kabupaten Agam dan Tanah Datar

Banjir lahar dingin dari Gunung Marapi pada Jumat sore, 5 April 2024, dipicu hujan deras


Pertamina Amankan Stok BBM Menjelang Mudik Lebaran di Sumatera Barat

31 hari lalu

Situasi Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatera Barat pada Arus Mudik pada Kamis 14 April 2023. TEMPO/Fachri Hamzah
Pertamina Amankan Stok BBM Menjelang Mudik Lebaran di Sumatera Barat

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mengaktifkan Satgas RAFI untuk memastikan stok BBM aman.


Konsumsi BBM Jenis Gasolin saat Lebaran di Sumatra Barat Diprediksi Naik, Gasoil Turun

31 hari lalu

Petugas menunjukkan cara mendaftar di website sebelum membeli BBM bersubsidi di SPBU Kota Padangpanjang, Sumatera Barat, Jumat 1 Juli 2022. Pertamina menyosialisasikan mekanisme baru pembelian BBM bersubsidi dalam upaya memastikan penyaluran tepat sasaran, yakni dengan mendaftar melalui website subsidi.tepat.mypertamina.id khusus untuk kendaraan roda empat. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Konsumsi BBM Jenis Gasolin saat Lebaran di Sumatra Barat Diprediksi Naik, Gasoil Turun

Pertamina Patra Niaga memprediksi konsumsi BBM jenis gasolin bakal meningkat saat libur Idul Fitri 2024 di Sumatra Barat.