Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suhu di Kertajati Capai 39,1 Derajat Celcius, Ini Kata Peneliti BRIN

image-gnews
Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com
Ilustrasi gelombang panas. Sumber: Reuters / Pascal Rossignol / rt.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mencatat suhu udara mencapai 39 derajat Celcius, yaitu pada 18 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB hingga 19 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB, Stasiun Meteorologi Kertajati mencatat suhu 39,1 derajat Celcius.

Didi Satiadi, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap penyebab suhu yang relatif tinggi di wilayah Kertajati dan sejumlah wilayah lain, terutama di Indonesia bagian selatan pada saat ini. “Faktor yang utama adalah tingginya jumlah energi radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi di wilayah tersebut,” ujarnya lewat pesan singkat.  

Radiasi matahari mencapai puncaknya sekitar tengah hari atau sekitar jam 12, namun suhu udara maksimum biasanya agak tertunda dan mencapai puncaknya di sekitar jam 13-14.

Posisi matahari saat ini berada di garis lintang yang bertepatan dengan posisi di sekitar Pulau Jawa. Posisi matahari pada tengah hari hampir tegak lurus di atas pulau Jawa sehingga radiasi matahari menjadi maksimal. 

Tingginya jumlah energi radiasi matahari di wilayah tersebut juga disebabkan karena kondisi udara yang kering dan minim awan, sehingga radiasi matahari langsung mencapai permukaan bumi tanpa halangan apapun.

Seperti diketahui, awan memainkan peran dalam mengurangi radiasi matahari yang mencapai bumi dan berfungsi seperti payung pada siang hari yang memantulkan cahaya matahari ke ruang angkasa, mengurangi radiasi matahari, dan mendinginkan permukaan bumi. “Dengan demikian, jumlah awan yang sedikit cenderung meningkatkan suhu permukaan pada siang hari,” jelasnya.

Didi juga menjelaskan penyebab dari jumlah awan yang minim di wilayah Indonesia bagian selatan adalah musim kemarau yang lebih kering dari biasanya karena fenomena El-Nino yang terjadi bersamaan dengan fenomena IOD positif.

Ketika dua fenomena ini terjadi bersamaan, awan cenderung tertarik ke Samudra Pasifik bagian timur dan Samudra Hindia bagian barat, sehingga wilayah Benua Maritim Indonesia cenderung lebih kering.

Selain itu kelembapan udara di wilayah Kertajati pada tanggal 18 Oktober 2023 jam 13.00 relatif kering (sekitar 30 persen).  “Suhu udara yang relatif tinggi terpantau di wilayah yang relatif kering tersebut,” jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masih ditambah lagi, dampak dari fenomena pemanasan global dan perubahan iklim saat ini semakin meningkat. Ia memberi contoh, bahwa bulan Juli 2023 merupakan bulan terpanas yang pernah tercatat selama ini. Secara umum, hal ini tentunya turut berkontribusi pada peningkatan suhu yang terjadi saat ini.

Dengan demikian, kondisi suhu yang tinggi pada siang hari ini kemungkinan akan terus berlangsung selama musim kemarau dan jumlah awan yang minimal. Dalam kondisi kering, maka energi radiasi matahari cenderung dikonversi menjadi panas terasa (sensible heat), yang diwujudkan sebagai peningkatan suhu.

Sebaliknya, dalam kondisi yang lebih basah, maka energi radiasi matahari cenderung dikonversi sebagai panas yang tersembunyi (latent heat). Suhu maksimum harian cenderung menurun mendekati musim basah ketika jumlah uap air dan awan mulai meningkat.

Kejadian kedua

Sebelumnya pada 16 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB hingga 17 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB juga tercatat suhu udara lebih dari 39 derajat Celcius. Tempat teratas atau terpanas terdeteksi di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II dengan suhu 39,4 derajat Celcius. Balai Besar MKG Wilayah II berada di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten.

Berikutnya, Stasiun Meteorologi Kertajati (39 derajat Celcius), Stasiun Meteorologi Mutiara Sis Al-Jufri (38 derajat Celcius), Stasiun Klimatologi Banten dan Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan (37,9 derajat Celcius).

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

16 jam lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

20 jam lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

21 jam lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.


Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

1 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan unjuk rasa di depan kantor BRIN di Serpong, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara


Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

2 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Pensiunan Puspitek Sebut Permintaan Pengosongan Rumah Dinas Sudah Ada Sejak 2017, Namun Batal

Pensiunan Puspitek menyatakan Menristek saat itu, BJ Habibie, menyiapkan rumah dinas itu bagi para peneliti yang ditarik dari berbagai daerah.


Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.


BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

2 hari lalu

Perwakilan BRIN temui massa unjuk rasa tolak penutupan jalan provinsi Serpong-Parung, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN: Rumah di Puspitek Punya Negara Tak Bisa Dimiliki

Kepala Biro Manajemen Barang Milik Negara dan Pengadaan pada BRIN Arywarti Marganingsih mengatakan perumahan Puspitek, Serpong, tak bisa jadi hak milik.


Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

2 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan unjuk rasa di depan kantor BRIN di Serpong, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.


Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

3 hari lalu

Persawahan Food Estate Blok A, Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah siap menggelar panen raya.
Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...