TEMPO.CO, Jakarta - Soeharmani adalah satu-satunya guru dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang ikut program Guru Penggerak angkatan keempat dan lulus. Ia menuntaskan pendidikan Guru Penggerak pada Oktober 2021, pada masa pandemi Covid-19.
Ia bertekad meningkatkan kompetensi diri sebagai guru. Sebelumnya, ia telah menjadi guru bantu jenjang pendidikan anak usia dini sejak 2004 di Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Ia mengikuti program Guru Penggerak karena sadar akan pentingnya meningkatkan kapasitas. Program pendidikan Guru Penggerak berlangsung selama sembilan bulan. Meskipun harus berhadapan dengan berbagai tantangan, namun Soeharmani tetap bersemangat dan melewati setiap tahapan. “Keterbatasan dukungan tidak menyurutkan tekad saya untuk menjadi Guru Penggerak,” katanya.
Selama menjalani program tersebut, Soeharmani mesti merampungkan berbagai macam tugas. Kesibukan itu pun mendorongnya untuk aktif bertanya, berdiskusi, dan mencari sumber ilmu agar dapat lulus sampai tahap akhir. Hingga akhirnya, Soeharmani lulus sebagai Guru Penggerak.
Ia mengatakan, hasil pendidikan dari program Guru Penggerak memberikan banyak perubahan positif. Dengan demikian, para guru menjadi lebih kreatif dan pada akhirnya, anak-anak lebih menikmati proses pembelajaran. Berkat materi yang diperoleh dari program Guru penggerak, ia merasakan banyak perubahan terhadap pola mengajarnya. “Sebelumnya, cara mengajar yang dilakukan saya sangat monoton kepada anak-anak,” ucapnya dilansir rilis Kementerian Pendidikan.
Belajar sambil bermain
Soeharmani menerapkan metode belajar sambil bermain dalam mengajar anak-anak didiknya. Para siswa tak hanya dirangsang dalam kemampuan literasi, numerasi, dan komunikasinya, namun juga dibebaskan untuk belajar sesuai minat melalui pola permainan. “Metode ini memberikan dampak positif dalam pengembangan karakter kemandirian anak,” ujar Soeharmani.
Ia mengungkapkan, metode belajarnya tersebut ternyata menginspirasi guru-guru lain di Kabupaten Wonogiri. Mereka terinsipirasi untuk mengembangkan metode belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di sekolah masing-masing. “Dengan metode ini, anak-anak didiknya lebih suka untuk belajar, karena dibalut dengan aktivitas seru seperti menggambar, bercerita, dan menghitung."
Inovasi Soeharmani membukakan jalan yang lebih lebar untuk dia menjadi Kepala Sekolah TK Negeri Pembina, Girimarto, Kabupaten Wonogiri pada tahun 2022. Namun menurutnya, menjadi kepala sekolah bukanlah prioritas utama.
Lebih daripada itu, bagaimana menciptakan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik jauh lebih penting. Ia memanfaatkan kepemimpinannya untuk mengembangkan metode belajar yang lebih baik serta melakukan perbaikan sarana dan prasarana sekolah.
Ia berpesan kepada sesama guru dan seluruh murid untuk terus semangat bergerak mewujudkan Merdeka Belajar. "Suasana belajar yang merdeka merupakan peluang bagi peserta didik mengenyam ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan. Ini juga menjadi peluang bagi guru menggali potensi, bakat, dan minat belajar anak,” tutur Soeharmani.
Pilihan Editor: Kursi Kosong di Kampus Ini Capai 98 Persen, Baru Terima 2 Orang di SNBT dan SNBP 2023