Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hewan Ternak Mati Akibat Penyakit Ngorok, Begini Penjelasan Dokter Hewan Unair

image-gnews
Seorang warga memasang ketupat pada hewan ternak sapi miliknya saat mengikuti Tradisi Lebaran Sapi di lereng Gunung Merapi, Sruni, Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024. Tradisi Lebaran sapi yang dilakukan turun temurun pada bulan Syawal atau Lebaran ketupat itu sebagai rasa syukur bagi warga setempat atas hasil hewan ternak sapi yang baik sehingga dapat meningkatkan penghasilan ekonomi sekaligus untuk mengangkat potensi hewan ternak sapi di lereng Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang warga memasang ketupat pada hewan ternak sapi miliknya saat mengikuti Tradisi Lebaran Sapi di lereng Gunung Merapi, Sruni, Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024. Tradisi Lebaran sapi yang dilakukan turun temurun pada bulan Syawal atau Lebaran ketupat itu sebagai rasa syukur bagi warga setempat atas hasil hewan ternak sapi yang baik sehingga dapat meningkatkan penghasilan ekonomi sekaligus untuk mengangkat potensi hewan ternak sapi di lereng Gunung Merapi. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Pelayanan Medis, Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Universitas Airlangga (Unair) Nusdianto Triakoso MP mengatakan hewan ternak seperti sapi dan kerbau berisiko mengalami berbagai macam penyakit, salah satunya yang dikenal dengan nama penyakit ngorok

Menurut Nusdianto, penyakit itu sempat menyerang ratusan ekor ternak di Sumatera Selatan beberapa waktu lalu. Akibatnya, ratusan sapi dan kerbau yang terserang penyakit ini mati mendadak.

Ia mengatakan bahwa penyakit ngorok terjadi akibat bakteri. “Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Pasteurella multocida. Penyakit ini secara medis disebut Septicaemia epizootica, jadi penyebabnya bukan virus,” kata Nusdianto melalui keterengan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 7 Mei 2024. 

Ia menyebutkan bakteri itu menyerang saluran pernapasan pada hewan ternak. Hal itu yang menyebabkan penyakit itu terkenal dengan nama penyakit ngorok. Tidak hanya pada sistem pernapasan, penyakit itu dapat menyerang sistem lain seperti sistem pencernaan.

Wakil Direktur Pelayanan Medis, Pendidikan, dan Penelitian Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga (UNAIR) Nusdianto Triakoso. Dok. Humas Unair

Penyakit itu juga dikenal sebagai Septicaemia hemorrhagica dan bisa menyebabkan pendarahan pada ternak. “Bakteri itu pada sapi atau kerbau menyerang pada saluran napas, selain itu juga menyerang pada organ organ lain. Seluruh bagian dari tubuh ternak bisa terserang penyakit ini, bisa menimbulkan pendarahan seperti pada sistem pencernaan, bawah kulit, hingga saluran napas,” ujarnya.

Gejala Penyakit Ngorok

Nusdianto mengungkapkan bahwa gejala yang bisa terjadi adalah bunyi pernapasan ngorok pada hewan ternak. Namun, gejala pada hewan ternak yang mengalami penyakit ini cenderung berbeda. “Ada ternak yang mengalami penyakit ini tapi serangannya akut dan sangat cepat. Jadi tidak ada gejala ciri yang khas, tapi tiba-tiba bisa jadi ternaknya mati mendadak,” ungkap Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala bunyi pernapasan ngorok dapat terjadi saat hewan ternak beraktivitas. Hal itu diakibatkan adanya lendir pada saluran pernapasan akibat proses peradangan. Penyakit itu sudah tersebar di seluruh daerah di Indonesia, sehingga penyakit ini merupakan penyakit endemis. Setiap tahun ada laporan mengenai kasus ini, tetapi jumlah kejadiannya tidak terlalu banyak. Namun beberapa kondisi menyebabkan kejadian penyakit sangat tinggi.

Pencegahan Penyakit Ngorok

Bakteri yang menyebabkan penyakit ngorok itu terdiri dari berbagai subtipe. Namun, bakteri yang menyerang kerbau dan sapi merupakan bakteri dengan subtipe B2 dan tidak menular pada manusia. Penyakit ngorok menjadi salah satu penyakit menular strategis di Indonesia. Salah satu upaya yang mencegahnya adalah vaksinasi. 

Peternak bisa mendapatkan vaksin ini secara gratis. “Setiap kabupaten, kota, hingga kecamatan tersedia Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Vaksinasinya sekali dalam setahun. Masyarakat bisa menghubungi dokter hewan terdekat. Vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan pada hewan ternak,” ujarnya.

Selain itu, Nusdianto berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan ternak. Jika ternak sakit segera menghubungi dokter hewan atau Puskeswan terdekat. “Perhatikan kesehatan ternak secara umum, tidak kekurangan makan, tidak stres, tidak kedinginan agar daya tahan tubuhnya baik. Kalau ternak tidak sehat segera hubungi dokter hewan terdekat,” ujarnya.

Pilihan Editor: Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tanggapi RUU Penyiaran, Pakar Media Unair Singgung Peran KPI dan Dewan Pers

3 hari lalu

Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu saat memberikan keterangan pers soal RUU Penyiaran di Gedung Dewan Pers, Selasa, 14 Mei 2024. Dewan Pers bersama konstituen menolak beberapa aturan baru dalam draf Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang tengah dibahas Badan Legislasi DPR. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tanggapi RUU Penyiaran, Pakar Media Unair Singgung Peran KPI dan Dewan Pers

RUU Penyiaran disarankan mendukung ekosistem digital dan tidak menghambat penyebaran informasi.


Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

3 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. shutterstock.com
Viral Selebgram Dapat Beasiswa KIPK, Pakar Unair Sebut Faktor Kebutuhan Popularitas dan Dorongan Media Sosial

Angga menyayangkan fenomena tersebut dapat terjadi di kalangan mahasiswa yang menerima beasiswa.


Unair Buka Empat Jalur Mandiri, Peserta Bisa Daftar Lebih dari Satu Jalur

3 hari lalu

Kampus Universitas Airlangga Surabaya. ANTARA/HO-Humas Unair.
Unair Buka Empat Jalur Mandiri, Peserta Bisa Daftar Lebih dari Satu Jalur

Tahun ini Unair menyediakan empat jalur seleksi mandiri.


Kemendikbud Tanggapi Demo Mahasiswa Protes UKT Naik: Sebagian Besar Kampus Aman-Aman Saja

4 hari lalu

Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Tjitjik Sri Tjahjandarie, dalam acara Taklimat Media tentang Penetapan Tarif UKT di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di Gedung Kemendikbudristek, pada Rabu, 15 Mei 2024. TEMPO/Yohanes Maharso
Kemendikbud Tanggapi Demo Mahasiswa Protes UKT Naik: Sebagian Besar Kampus Aman-Aman Saja

Kemendikbud mengklaim, aksi protes mengenai kenaikan UKT tidak terjadi pada seluruh PTN di Indonesia, namun hanya sebagian kecil.


Kumpulan Kisah Peserta UTBK-SNBT: Sulitnya Soal PKPM hingga Diinfus di Ruang Ujian

4 hari lalu

Peserta mengantre saat mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) pada gelombang ke-2 di Universitas Negeri Jakarta, Polo Gadung, Jakarta Timur, Selasa, 14 Mei 2024. Total peseta UTBK UNJ ada sebanyak 30.364 orang yang dibagi menjadi 132 sesi dan per harinya dilakukan 2 sesi ujian, sebagai informasi UTBK UNJ gelombang ke-2 berlangsung pada 14-20 Mei 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kumpulan Kisah Peserta UTBK-SNBT: Sulitnya Soal PKPM hingga Diinfus di Ruang Ujian

Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2024 kemarin meninggalkan sederet kisah dari peserta.


Rektor Unair Sebut Indonesia Emas 2045 Bisa Dipercepat Jadi 2034 dengan Cara Ini

4 hari lalu

Rektor UNAIR Prof Nasih saat memberikan penghargaan wisudawan terbaik sekaligus doktor termuda UNAIR Maria Apriliani Gani. Foto: UNAIR
Rektor Unair Sebut Indonesia Emas 2045 Bisa Dipercepat Jadi 2034 dengan Cara Ini

Rektor Unair sebut Indonesia Emas bisa dipercepat.


Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

4 hari lalu

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi COVID-19 massal pelaku transportasi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis, 10 Juni 2021. Vaksinasi massal itu digelar karena pelaku transportasi publik melakukan mobilitas dan interaksi dengan masyarakat yang tinggi sehingga berisiko terpapar COVID-19. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Alasan Sosiolog Unair Sebut Penarikan Vaksin AstraZeneca Bisa Memicu Kecemasan Publik

Peneliti Unair menilai penarikan vaksin AstraZeneca dari pasar akan memicu pro dan kontra. Masyarakat bisa ragu terhadap program vaksinasi nasional.


Rektor Unair Klaim UKT Perguruan Tinggi di Indonesia Sudah Lama Tidak Naik

5 hari lalu

Rektor UNAIR Prof Nasih saat acara Tasyakuran Dies Natalis ke-68 UNAIR. Foto: PKIP UNAIR
Rektor Unair Klaim UKT Perguruan Tinggi di Indonesia Sudah Lama Tidak Naik

Kata Rektor Unair soal UKT di perguruan tinggi.


Peserta UTBK SNBT di Unair Diinfus Sambil Kerjakan Soal, Kampus Sediakan Petugas Kesehatan

5 hari lalu

Kampus Unair. Istimewa
Peserta UTBK SNBT di Unair Diinfus Sambil Kerjakan Soal, Kampus Sediakan Petugas Kesehatan

Peserta UTBK SNBT di Unair terpaksa menjalani tes saat sakit.


Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

6 hari lalu

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Guru Besar Unair Ungkap Pentingnya Deteksi Dini Pendengaran pada Bayi

Deteksi dini pada bayi baru lahir bisa menggunakan alat bernama auditory brainstem response (ABR).