Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Inovasi Pakan Ikan ke Pemanfaatan Bekas Lubang Tambang, Begini Gagasan Berikanesia di Belitung

image-gnews
Bekas lubang tambang di Belitung. Shutterstock
Bekas lubang tambang di Belitung. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dikelilingi perairan laut tak membuat Belitung berlimpah pangan bergizi dari ikan. Tingginya harga pakan dipandang sebagai isu krusial dalam program budidaya dan berujung ke rendahnya produksi pangan ikan.

“Di Belitung, harga pakan ikan mencapai Rp 28 ribu per kilogram. Bandingkan dengan di Jawa hanya Rp 8-12 ribu,” kata Farhan Yusron, salah satu anggota Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE 3.0), program di bawah naungan GoTo Impact Foundation, kepada Tempo.

Dalam program tersebut Farhan menggagas inovasi yang diberi nama Berikanesia Lestari sebagai solusi atas masalah di Belitung tersebut. Dia merancang pemanfaatan limbah dari pasar dan pengolahan ikan, serta bahan lokal seperti serangga endemik dan limbah padi, untuk memproduksi pakan ikan alternatif. 

“Pakan ini diharapkan bisa dijual di kisaran harga Rp 5-8 ribu per kilogram sehingga bisa menekan biaya produksi ikan dan membuatnya lebih terjangkau bagi masyarakat,” tutur Farhan.

Berikanesia juga berisi pemanfaatan lubang menganga bekas tambang yang terisi air sebagai lokasi budidaya ikan untuk pemenuhan pangan bergizi. Seperti diketahui, ada sekitar 300 'kulong' bekas tambang timah yang ditinggalkan terbengkelai di seantero Pulau Belitung. 

Luasnya mencapai 9,52 persen dari seluruh ruang daratan di Belitung per 2015 lalu. “Sedangkan 2024 ini pasti lebih banyak lagi. Kami melihat potensi besar di kulong-kulong ini untuk budidaya ikan,” kata Farhan. 

Berikanesia Lestari memilih ikan bandeng sebagai komoditas utama budidaya. Prosesnya akan diawali dengan pemilihan kulong yang sudah mengalami proses pemurnian alami atau self-purification, di mana zat-zat kimia berbahaya seperti seng dan timbal telah mengendap secara alami. Uji laboratorium akan mendukung proses budidaya ini. 

Setelahnya, mereka memasang keramba apung untuk menampung ikan bandeng. “Ikan bandeng kami pilih karena low maintenance, bergizi tinggi, dan gampang dipelihara,” ujar Farhan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu pemenang program Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE 3.0) GoTo Impact Foundation, Berikanesia Lestari, dalam gelaran GIF Innovation Day 2024. Dok. Berikanesia Lestari

Menurutnya, budidaya ikan di kolong bekas tambang untuk sekaligus menciptakan sumber pangan protein tinggi yang membantu mengatasi masalah gizi, terutama stunting. Data menunjukkan bahwa angka stunting di Belitung mencapai 18,5 persen pada 2022. 

Program budidaya bandeng yang digagas Berikanesia Lestari untuk dimulai tahun depan ini juga memungkinkan sebagian hasilnya disalurkan ke program intervensi gizi bagi keluarga-keluarga yang membutuhkan. Dengan skema barter, para petani di Belitung bisa menukarkan hasil panen ikan mereka dengan pakan, sehingga mengurangi ketergantungan pada uang tunai dan memudahkan akses pangan bergizi.

Berikanesia Lestari juga memperhatikan aspek ekonomi jangka panjang dengan memberdayakan masyarakat melalui program pelatihan UMKM. “Nanti kami juga sediakan barang-barang (yang dijual) hasil dari ikan-ikan kulong ini. Nanti akan dijual oleh para UMKM,” kata Farhan menambahkan.

Sebagai informasi, Berikanesia Lestari di bawah naungan Goto Impact Foundation merupakan konsorsium terdiri dari tiga elemen utama: Berikan Protein, Ikanesia, dan Selaras.

Ikanesia bertanggung jawab atas budidaya ikan di kolong bekas tambang, memilih area yang layak untuk dibuat keramba apung, dan memelihara ikan bandeng sebagai sumber protein lokal. Hasil budidaya ini kemudian diolah oleh Berikan Protein dan di hilir ada Selaras yang menyediakan pelatihan UMKM. 

Pilihan Editor: Gunung Fuji tanpa Tutupan Salju, Dampak Pemansan Global Terparah dalam 130 Tahun

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polda Bangka Belitung Usut Asal-Usul Timah Selundupan, Sejumlah Kolektor Timah Belitung Dibidik

11 hari lalu

Antrian truk ekspedisi di Pelabuhan Tanjung Ru yang terletak di Desa Pegantungan Kecamatan Badau Kabupaten Belitung yang diduga menjadi lokasi penyelundupan pasir timah ke Pulau Bangka. (servio maranda)
Polda Bangka Belitung Usut Asal-Usul Timah Selundupan, Sejumlah Kolektor Timah Belitung Dibidik

Jojo menuturkan penyidik saat ini sedang fokus mengungkap asal-usul pasir timah selundupan tersebut dan mengejar pemiliknya.


Penambang Timah di Belitung Hilang Diterkam Buaya Saat Mencuci Kaki

19 hari lalu

Ilustrasi buaya. Sumber: Shutterstock/english.alarabiya.net
Penambang Timah di Belitung Hilang Diterkam Buaya Saat Mencuci Kaki

Penambang timah di Belitung hilang diterkam buaya saat akan mencuci kaki di Sungai Berang.


Peneliti BRIN Ungkap Keunggulan Susu Ikan Dibanding yang Lain

26 hari lalu

Pekerja tengah mengemas susu ikan di Unit pengolahan susu ikan milik PT Berikan Protein di Bekasi, Jawa Barat, 18 September 2024. Susu ikan ini hadir dalam dua varian rasa yaitu Coklat dan Stroberi dengan merek dagang Surikan. TEMPO/Tony Hartawan
Peneliti BRIN Ungkap Keunggulan Susu Ikan Dibanding yang Lain

Susu ikan diklaim memiliki berbagai keunggulan dari beberapa susu lain, seperti kambing, sapi, unta, dan kedelai. Simak kata peneliti BRIN.


7 Bahan Makanan Alami yang Dapat Membunuh Pertumbuhan Sel Kanker

26 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
7 Bahan Makanan Alami yang Dapat Membunuh Pertumbuhan Sel Kanker

Makanan alami tidak hanya memberikan nutrisi penting bagi tubuh, tetapi juga berperan sebagai pejuang dalam melawan penyakit, termasuk kanker.


Menelusuri Jejak Bisnis Penyelundupan Pasir Timah di Pulau Belitung

28 hari lalu

Antrian truk ekspedisi di Pelabuhan Tanjung Ru yang terletak di Desa Pegantungan Kecamatan Badau Kabupaten Belitung yang diduga menjadi lokasi penyelundupan pasir timah ke Pulau Bangka. TEMPO/servio maranda
Menelusuri Jejak Bisnis Penyelundupan Pasir Timah di Pulau Belitung

Penelusuran Tempo menemukan fakta bahwa ribuan ton pasir timah keluar dari Pulau Belitung setiap pekannya.


Pelabuhan Patimban Datang, Nelayan Terpuruk

28 hari lalu

Rasja 65 tahun, nelayan di desa Patimban, duduk merajut jaring di lantai teras rumahnya usai pulang melaut yang hasil tangkapannya kurang dari 1  kg. Sumber: Suci Sekar | Tempo.co
Pelabuhan Patimban Datang, Nelayan Terpuruk

Buangan material dari pembangunan Pelabuhan Patimban di perairan sekitar pantai memaksa para nelayan harus melaut lebih jauh.


GIF Innovation Day: Ada Budidaya Bandeng di Bekas Lubang Tambang hingga Kopi Robusta Berkelanjutan

34 hari lalu

(Dari kiri) Penggagas Proyek Sukla, Olivia Padang; Ketua Indonesia Impact Alliance, Romy Cahyadi; dan Ketua GoTo Impact Foundation (GIF), Monica Oudang dalam konferensi pers GIF Innovation Day 2024 di Hotel Artotel Mangkuluhur, Jakarta Selatan, Selasa, 1 Oktober 2024. TEMPO/Defara
GIF Innovation Day: Ada Budidaya Bandeng di Bekas Lubang Tambang hingga Kopi Robusta Berkelanjutan

Sejumlah inovasi dalam GIF Innovation Day, dari budidaya di bekas lubang tambang di Belitung hingga robusta berkelanjutan di Malang.


Jenis Ikan Ini Berevolusi Tumbuhkan Kaki-kaki Mirip Kepiting, Fungsi Mirip Lidah Manusia

35 hari lalu

Ikan Prionotus carolinus. Newscientist.com/Anik Grearson
Jenis Ikan Ini Berevolusi Tumbuhkan Kaki-kaki Mirip Kepiting, Fungsi Mirip Lidah Manusia

Penelitian juga mengungkap susunan gen yang mendorong evolusi kaki unik jenis ikan sea robin ini.


Terkini: Anggaran untuk IKN hingga Agustus Tembus Rp 18,9 Triliun; Lowongan Kerja di Freeport Indonesia dan BSI

42 hari lalu

Pengunjung berada di Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu 31 Agustus 2024. Komisi V DPR menyetujui usulan tambahan anggaran yang diusulkan Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono senilai Rp20,32 triliun untuk pembangunan IKN pada 2025 untuk bidang bina marga, cipta karya, hingga pembangunan rumah. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Terkini: Anggaran untuk IKN hingga Agustus Tembus Rp 18,9 Triliun; Lowongan Kerja di Freeport Indonesia dan BSI

Hingga akhir Agustus 2024, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara telah mencapai Rp 18,9 triliun.


KKP Gagalkan Ikan Ilegal dari Malaysia ke Indonesia

42 hari lalu

Personel Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) memeriksa kapal ikan asing yang diamankan di Pelabuhan Pangkalan PSDKP Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 21 Agustus 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan satu unit KIA berbendera Vietnam yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di WPPNRI 711 perairan Laut Natuna. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
KKP Gagalkan Ikan Ilegal dari Malaysia ke Indonesia

Ditjen PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menggagalkan masuknya ikan secara ilegal dari Malaysia ke Indonesia.