Saat ini, teleskop darat terbesar berukuran sekitar setengah ukuran itu. Teleskop ruang angkasa Hubble kurang dari delapan kaki dalam diameternya.
Sampai saat ini, ruang lingkup dan ketepatan teleskop ruang angkasa dibatasi oleh ukuran lensa mereka, yang dengan cepat menjadi terlalu berat dan mahal untuk dibawa ke ruang angkasa bahkan bagi roket terbesar.
"Optik membran bisa mendukung kami untuk menyesuaikan dengan teleskop beresolusi lebih tinggi dan lebih besar dalam paket yang lebih kecil dan lebih ringan," ujar Letnan Kolonel Larry Gunn, manajer program untuk MOIRE, kepada Wired.
Menyadari bahwa membran ultra-tipis tidak efisien bila dibandingkan dengan kaca, baru-baru ini MOIRE berhasil meningkatkan efisiensi membran dari 30 persen menjadi 55 persen.
Tidak seperti kaca, membran ringan dan murah untuk diproduksi. Ini berarti para ilmuwan bisa menciptakan lensa berdiameter besar tanpa khawatir tentang berat. Selain itu, teleskop tipis ini akan mengurangi beban roket, membuat peluncuran lebih mudah dan layak.
Ball Aerospace & Teknologi Corporation, kontraktor utama untuk program MOIRE baru-baru ini membangun sebuah teleskop berdasarkan desain MOIRE dan menguji kemampuannya bekerja.
"Ini adalah desain pertama yang menggunakan membran transparan dalam skala besar," kata Aaron Seltzer, direktur unit bisnis Advanced Development for Ball Aerospace's National Defense, dalam siaran persnya. "Hasilnya adalah teleskop dengan massa sangat rendah per unit daerah pengumpulan."
Para peneliti saat ini akan menuju tahap akhir proyek. Namun, mereka tidak mengumumkan kapan proyek itu bakal selesai.
ERWIN ZACHRI | DAILYMAIL | NATUREWORLDNEWS