Sejak saat itu, Rosetta telah melakukan beberapa manuver, memakai roket pendorongnya bergerak di orbit komet. "Semburan tenaga tambahan rencananya dilakukan hari ini, 22, dan 26 November 2014 untuk menyesuaikan orbit dan membawa Rosetta sekitar 30 kilometer di atas komet," kata Manajer Operasi Wahana Sylvain Lodiot.
Pada 3 Desember mendatang, Rosetta dijadwalkan bergerak turun ke ketinggian 20 kilometer selama sepuluh hari. Setelah itu, dia akan kembali ke ketinggian 30 kilometer. Dari ketinggian 20 kilometer, ilmuwan bisa memetakan sebagian besar area inti komet dalam gambar beresolusi tinggi. Dari sana, Rosetta juga akan mengumpulkan sampel gas, debu, dan plasma komet yang muncul saat terpapar panas matahari. "Targetnya adalah menempatkan wahana itu sedekat mungkin dengan komet sebelum aktivitasnya di orbit rendah menjadi sulit ditangani," ujar Laurence O'Rourke, ilmuwan dari Rosetta Science Operations Centre, Madrid, Spanyol.
Adapun Philae saat ini berada dalam kondisi kritis setelah mengalami insiden saat mendarat. Robot itu sempat terpelanting dan kini terjebak di tepi kawah komet. Philae tak mendapatkan cukup cahaya matahari untuk mengisi ulang baterainya. Robot itu diperkirakan hanya bertahan sekitar 60 jam jika kondisinya tak diperbaiki. Dengan kondisi terbatas, Philae masih mampu mengirim data laporan. Itu menjadi terakhir kali dia mengirim data keberadaan molekul organik di komet tersebut. (Baca: Robot Philae Temukan Molekul Organik di Komet 67P )
ESA | SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Terpopuler:
Telkomsel Fokus Garap Layanan Machine to Machine
Empat Produk Solusi ala Huawei di ICT Carnival
Waspada, Ini 9 Modus Penipuan di Internet
Unik, Makam Kuno di Cina Berlukiskan Mural
Viber Luncurkan Fitur Public Chats