TEMPO.CO, Makassar -Praktisi dan Pelaku Bisnis Internet Ferry Prastyo mengatakan, Kota Makassar menjadi kota kedua terbesar setelah Jakarta penetrasi internetnya. Untuk Sulawesi Selatan tingkat penetrasinya sekitar 44 persen atau sekitar 3,7 juta masyarakat aktif menggunakan internet. “Paling besar di Makassar,” kata Ferry kepada Tempo, Selasa, 15 September 2015.
Besarnya pengguna internet diduga karena faktor pertumbuhan ekonomi Kota Makassar yang terus tumbuh. Meski secara nasional ekonomi Indonesia sedang turun. Internet banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi dan melakukan transaksi jual beli. “Lalu lintas e-Comerce di Makassar sangat besar. Mungkin karena masyarakatnya doyan belanja,” kata Ferry.
Sayangnya, tingginya potensi internet ini belum sebanding dengan upaya masyarakat untuk memanfaatkan internet untuk berbisnis. Warga Makassar masih kebanyakan menjadi konsumen. pengembang aplikasi dan industri internet masih sangat kurang. “Segalanya masih bergantung dari luar Makassar,” kata Ferry.
Karena pusat data internet masih berada di luar Makassar, biaya internet di Makassar termasuk tinggi. Perbandinganya, jika di Jakarta dengan biaya Rp 2 juta pelanggan sudah bisa mendapatkan bandwith sebesar 10 MegaByte, maka di Makassar dengan biaya Rp 10 juta, pelanggan hanya bisa mendapatkan 4 Mega Byte bandwith. “Karena lalu lintasnya harus keluar Makassar dulu baru kembali lagi ke Makassar,” kata Ferry.
Hengky Ukardi Head of Campus Internet Data Center Makassar mengatakan mahalnya biaya internet ini seperti tingginya biaya logistik di pelabuhan. Ketika kapal kontainer dari Jakarta mengangkut barang dari Jakarta ke Makassar muatannya penuh, maka dari Makassar ke Jakarta biasanya muatan kapal kosong. “Jadi biayanya lebih mahal,” kata Hengky.
Untuk memaksa perusahaan penyedia jasa internet memberikan harga yang kompetitif, maka infrastruktur internet di daerah harus disediakan. “Ketika masyarakat ingin menggunakan internet, cukup dilakukan secara lokal. Tidak perlu ke Jakarta,” kata Hengky.
Dia menambahkan, banyak warga Makassar yang sudah mahir menjadi pengembang aplikasi. “Sisa industrinya yang perlu didorong untuk berkembang. Jika ingin Makassar menjadi kaca mata internet di Indonesia,” kata Hengky.
Fajar Koordinator Digital Lounge Makassar mengatakan, untuk mengembangkan industri internet di Makassar, masyarakat perlu diberikan pengetahuan dan pemahaman cara berbisnis. “Karena masyarakat belum tahu cara mendapatkan uang dari industri internet. Kita masih banyak menjadi konsumen,” kata Fajar.
MUHAMMAD YUNUS