Konduktor sekaligus komentator musik, Rob Kapillow, mengatakan appoggiatura bertugas membuat ketidakselarasan sekejap yang pulih secara cepat pada nada berikutnya. Tak ada aturan mengenai berapa lama ketidakselarasan ini dimainkan. Namun pelencengan nada bisa dilakukan dua arah: lebih tinggi atau lebih rendah dari not pendahulu.
Not penerbit tangis menyerang sejak bait pertama. Adele memulai lirih pada kata-kata "I heard" yang harmonis atau biasa disebut konsonansi. Nada harmonis seperti ini menciptakan rasa lega di batin pendengar. Suasana lagu segera berubah ketika Adele melanjutkannya dengan kata-kata "that you're" yang turun setengah tingkat dari not sebelumnya. Hal ini disebut disonansi dan menciptakan guncangan batin.
Lagu kembali berlanjut dengan harmonis pada lirik "settled down". Setelah itu, not kembali turun melalui kata-kata "that you". Sangat wajar jika emosi bergejolak ketika diombang-ambing ketegangan dan kelegaan seperti ini. "Appogiatura ada di seluruh bagian lagu. Disonansi dan konsonansi sahut-menyahut, ini yang dimaksud psikolog sebagai pembuat tangis," ujar Kapillow kepada NPR.
Contoh lain berada pada chorus. Kata "Nevermind I find someone like" yang harmonis diakhiri dengan kata "you" pada nada yang meloncat tinggi. Appoggiatura penerbit tangis kembali muncul. Pembedahan lagu Adele kembali mengungkap rahasia. Ada empat faktor kunci yang teridentifikasi pada lagu penerbit tangis. Pertama, syair dimulai dengan lambat, kemudian mendadak berubah cepat.
Kedua, muncul "suara" baru dari alat musik, menciptakan harmoni anyar. Faktor kunci ketiga adalah terjadinya perluasan frekuensi suara, naik atau turun hingga beberapa tingkat. Keempat, muncul penyimpangan, sehingga mengacaukan harmoni. Semua faktor ini dipertegas dengan kejutan pada volume suara, warna nada, dan pola harmoni.
Jika lagu Someone Like You menciptakan kegalauan yang sangat besar, kenapa pendengar tetap menyukainya? Bahkan 21, album kedua penyanyi asal Inggris itu, menjadi album terbaik dalam penghargaan Grammy 2012 meski seluruh tembangnya menyuarakan kegalauan hati.
Penelitian oleh Robert Zattory dari McGill University menyebutkan musik yang mengguncang emosi membuat tubuh melepaskan dopamine dari otak tengah. Substrat ini juga dilepaskan ketika manusia mengkonsumsi makanan, melakukan aktivitas seksual, atau mengkonsumsi narkoba.
Karena itu, menurut Zattory, semakin menyedihkan sebuah lagu, semakin sering pendengar mengulangnya. Sebagai bukti, lagu-lagu yang memakai appogiatura, seperti Without You oleh Mariah Carey, We Can Work It Out oleh The Beatles, dan Rainbow Connection oleh Kermit The Frog juga mendapat penerimaan luas oleh pencinta musik.
WALLSTREET JOURNAL | NPR | AMB