TEMPO.CO, Semarang - Pulau Karimunjawa menjadi percontohan nasional pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). PLTD Legon Bajak melayani sambungan listrik 24 jam di dua pulau, yakni Karimun dan Kemujan, oleh pembangkit yang telah dinyatakan bisa beroperasi sejak 25 Mei lalu.
“Setelah ini, pasti pulau-pulau lain akan meminta ke kami. Tapi justru ini yang kami tunggu,” kata Direktur Bisnis PT PLN Jawa Bagian Tengah Nasri Sebayang, Senin, 30 Mei 2016.
Menurut dia, PLN tak bisa menjalankannya sendiri dan butuh dukungan kepala daerah serta semangat kekeluargaan, seperti di Jawa Tengah. Di Indonesia, tercatat ada 4.000 pulau berpenghuni yang masih krisis listrik. Sedangkan dari 27 pulau di Karimunjawa, hanya ada lima pulau yang berpenghuni.
“PLTD di Karimunjawa berkapasitas 250 kVA + 500kVA menyala 12,5 jam, terdiri atas PLTD Kemujan 2 x 100 kVA menyala 6 jam, dan PLTD Nyamplungan 100 kVA menyala 6 jam,” kata Nasrhi.
Ia menjelaskan, target operasional PLTD sebenarnya Juli atau dua bulan lebih cepat. PLTD Legon Bajak dibangun PT Indonesia Power, anak perusahaan PT PLN, dan sempat mengalami kendala karena komponen pembangkit utama tidak tersedia. Solusi itu ditemukan dengan merelokasi PLTD dari Pontianak.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan operasional listrik Karimunjawa merupakan bagian dari proyek pembangunan infrastruktur kepariwisataan di Jawa Tengah. Selain listrik, pemerintah Jawa Tengah akan membangun pelabuhan untuk menambah frekuensi pelayaran kapal tau jaringan telepon dan Wi-Fi.
“Pemprov Jawa Tengah juga mengagendakan perpanjangan landasan Bandara Dewandaru sehingga pesawat besar bisa mendarat. Harapannya, pariwisata (di Karimunjawa) meningkat,” kata Ganjar.
Menurut dia, Karimunjawa layak menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Tengah, bahkan nasional. Di kawasan terpencil itu, banyak potensi alam yang belum dieksplorasi. Tercatat di kawasan yang terdiri atas 27 pulau itu terdapat banyak keunikan alam, yakni pantai dengan segala keindahannya.
EDI FAISOL