Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arkeolog Cina Temukan Ganja di Makam Kuno, Apa Fungsinya?

image-gnews
Seorang pria menunjukkan daun ganja kering yang siap panen di sekitar ladang ganja di pegunungan Tacueyo, Cauca, Kolombia, 10 Februari 2016. Hasil panen daun ganja tersebut digunakan FARC sebagai sumber dana untuk membeli makanan ataupun senjata. REUTERS
Seorang pria menunjukkan daun ganja kering yang siap panen di sekitar ladang ganja di pegunungan Tacueyo, Cauca, Kolombia, 10 Februari 2016. Hasil panen daun ganja tersebut digunakan FARC sebagai sumber dana untuk membeli makanan ataupun senjata. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Beijing - Untuk pertama kalinya para peneliti menemukan 13 tanaman ganja lengkap di situs makam kuno di Cina utara. Dalam artikel berjudul “Ancient Cannabis Burial Shroud in a Central Eurasian Cemetery”, yang terbit dalam jurnal Economic Botany bulan lalu, tim berpendapat tanaman tersebut memiliki kegunaan ritual atau obat untuk menenangkan pikiran.

Pengukuran karbon menunjukkan proses pemakaman terjadi pada 2.400-2.800 tahun lampau. Tanaman ganja berbunga betina tersebut disusun secara diagonal di atas kerangka pria berumur sekitar 35 tahun, yang diperkirakan seorang dukun (shaman). Di dalam makam ditemukan pula alas kepala berbentuk alang-alang dan beberapa pot gerabah. Adapun ganja berukuran 48-88 sentimeter.

“Ini pertama kalinya kami menemukan ganja yang lengkap,” begitu tulisan Hongen Jiang, peneliti arkeobotani dari Department of Archaeology and Anthropology, University of Chinese Academy of Sciences, Beijing, yang juga penulis utama penelitian dalam jurnal.

Ganja ini, menurut para peneliti, mengandung grandular trichomaes—jaringan rambut bersel satu atau banyak yang dibentuk dari sel epidermis (kulit). Trikoma ini menyimpan bahan-bahan aktif ganja, seperti tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD), yang menimbulkan efek “melayang”.

Meski begitu, Jiang dan tim belum mengetahui secara pasti asal tanaman ganja tersebut. Hanya, berdasarkan cara penempatan ganja, para peneliti beranggapan tanaman ini masih dalam keadaan segar saat diletakkan di atas mayat. Hal itu membuka kemungkinan bahwa ganja tersebut tumbuh tak jauh dari sekitar makam. Makam ini terletak di barat laut Turpan Basin, merupakan pemberhentian penting Jalur Sutra.

Makam berganja ditemukan di antara 240 makam yang diyakini memiliki tradisi Subeixi. Orang-orang Subeixi menjalani kehidupan pastoral dengan hanya memakan sejumlah kecil tanaman gandum. Kehidupan mereka kemudian berkembang ke arah semi-pertanian.

Beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa tradisi Subeixi menggunakan ganja untuk sarana spiritual. Studi delapan tahun silam, misalnya, menemukan pasokan besar bunga ganja di pemakaman Yanghai. Tanaman tersebut mungkin dipilih karena dianggap bisa memfasilitasi komunikasi antara manusia dan roh dari efek “melayang” yang ditimbulkannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kaum ini kerap pula menggunakannya sebagai perangsang nafsu makan,” tulis Ethan B. Russo, pakar psikofarmakologi dari International Cannabinoid Research Society, American Botanical Council, dalam Journal of Experimental Botany. Artikel yang terbit pada September 2008 itu berjudul “Phytochemical and genetic analyses of ancient cannabis from Central Asia”.

Baru-baru ini bibit ganja juga ditemukan dari sebuah makam seorang perempuan di kawasan Siberia. Perempuan tersebut kemungkinan meninggal akibat kanker payudara dan telah menggunakan ganja untuk mengobati penyakitnya.

Meski tanaman ganja dapat dibuat menjadi kain, Jiang dan tim tak menemukan tekstil rami dari pemakaman Turpan. Benih tanaman, menurut tim, juga terlalu sedikit untuk dimanfaatkan sebagai sumber makanan praktis. Karena itu, mereka menyimpulkan ganja di dalam makam digunakan untuk sarana spiritual.

“Setidaknya tradisi inilah yang tersebar luas di masyarakat Eurasia bagian tengah selama milenium pertama sebelum Masehi,” begitu Jiang menuliskan.

ECONOMIC BOTANY | JOURNAL OF EXPERIMENTAL BOTANY | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 menit lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

9 jam lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

12 jam lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.


Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

12 jam lalu

Jalan tol runtuh pada Rabu dini hari di Guangdong, Cina. Wang Ruiping/Xinhua
Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang


Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

13 jam lalu

Chen Qing Chen. Doc. BWF.
Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air


Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.


EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

Pesawat Terbang otonom eVTOL EHang 216-S. livescience.com
EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.


Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Para pasangan pengantin berpose bersama dalam sesi foto prawedding di Nanjing, Provinsi Jiangsu, Cina timur, 19 Mei 2020. Di antara pasangan itu terdapat beberapa pekerja medis yang menunda pernikahan mereka. (Xinhua/Ji Chunpeng)
Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.


Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendatangi PT Hwa Hok Steel yang memproduksi baja tulangan beton (BjTB) yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia di Kabupaten Serang, Banten pada Jumat, 26 April 2024. Produk yang tak sesuai standar itu nantinya akan dimusnahkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.