Tulip Raksasa di Laut Utara

Reporter

Editor

Rabu, 12 Desember 2007 20:27 WIB

TEMPO Interaktif, Amsterdam:Belanda akan menggambar ulang peta Eropa. Benar-benar menggambar ulang. Di tepi pantai yang menghadap ke Laut Utara, Belanda berniat membuat pulau baru berbentuk tulip, bunga nasionalnya. Pulau yang meniru konsep Dubai dengan pulau-pulau resor itu dibangun untuk mengatasi kepadatan penduduk dan membentengi garis pantai dari arus pasang laut. Pulau itu adalah usulan dari Partai Kristen Demokrat, yang menguasai parlemen negara itu. Bila disetujui, pulau di Laut Utara itu bisa digunakan untuk perumahan, pertanian, serta wilayah cagar alam dan suaka margasatwa. Keberadaan pulau itu juga bisa membentengi wilayah pantai daratan utama Belanda dari gelombang laut. "Orang Belanda hidup bertumpuk-tumpuk di atas orang lain," kata Jopp Atsma, politikus partai yang menjadi sponsor utama ide ini di parlemen. "Kami benar-benar lapar akan tanah. Wilayah daratan yang luas diperlukan untuk pembangunan."Pada saat ini Belanda memang salah satu negara terpadat di dunia dengan 16 juta orang hidup di wilayah seluas 41.526 kilometer persegi, atau cuma separuh luas Skotlandia. Parahnya lagi, sepertiga wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut dan berada dalam jalur banjir yang dilewati tiga sungai besar. Dengan wilayah yang sempit, harga tanah menjadi mahal sehingga tidak ada peningkatan produksi pertanian. Ini mengancam posisi negara itu sebagai eksportir hasil pertanian terbesar di dunia. Bila mereka membuat pulau seluas 100 ribu hektare area saja, akan mendatangkan uang senilai 10 miliar Euro (US$ 14,69 miliar). "Cukup untuk mengembalikan modal awal pembuatan pulau itu," kata Atsma. Para pendukung gagasan ini di parlemen menyatakan bahwa pembangunan pulau baru ini akan memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan Belanda untuk unjuk gigi dalam manajemen air dan tanah yang saat ini banyak dibutuhkan negara lain akibat pemanasan global. Tapi tak sedikit pula yang menentang karena rencana ini terlalu mahal dan berpeluang merusak lingkungan. Perdana Menteri Belanda Jan Peter Balkenende telah meminta badan khusus penasihat teknologi pemerintah, Innovation Platform, untuk mempelajari kelayakan rencana ini dan mempresentasikannya pada 17 Januari 2008. Balkenende sendiri tampaknya tertarik oleh ide ini. "Negara ini sangat ahli dalam teknik menangani laut dan air," ujarnya. "Seharusnya kita mempertahankan kepemimpinan dalam hal ini di dunia lewat sebuah proyek yang besar." Innovation Platform telah mengeluarkan proposal tidak resmi tentang inovasi proyek ini lewat gambar sebuah pulau berbentuk bunga tulip dengan panjang 50 km dan luas 48,6 ribu sampai 101,2 ribu hektare di lepas pantai Randstad, wilayah yang paling padat penduduk, di sekitar Amsterdam, Rooterdam, The Haque dan Utrecht. "Negara kami memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam menangani air," kata Maria Henneman dari Innovation Platform. "Negara dan perusahaan-perusahaan swasta bahkan mengekspor teknologi ini, tapi belum ada invasi baru. Eksperimen baru diperlukan dalam bidang energi alternatif, gelombang laut, dan angin. Proyek ini tentu akan sangat mahal. Tapi dengan teknologi terbaru, segalanya menjadi mungkin." Henneman juga mengungkapkan bahwa studi-studi sebelumnya memperlihatkan bendungan-bendungan yang membentengi seluruh pesisir utara negeri itu tidak akan bertahan lama. Belanda harus mencari solusi jangka panjang, mengingat kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim.Netherland--yang berarti "tanah yang rendah"--memiliki sejarah panjang dalam memelopori teknologi mempertahankan wilayah daratan dari ancaman laut dan memerangi banjir. "Kami tinggal di bawah permukaan laut dan kaki saya tidak pernah basah oleh banjir," kata Atsma. "Begitu banyak yang bisa dilakukan dengan manajemen air dan kami adalah penemunya."Negara adi kuasa Amerika Serikat juga meminta bantuan Belanda dalam manajemen air setelah banjir yang melanda New Orleans pada 2005. Perusahaan-perusahaan Belanda juga menjadi pelopor utama pengembangan wilayah pantai di seluruh dunia. Perusahaan Belanda, Boskalis, yang berpengalaman dalam proyek Delta dan Zuiderzee, misalnya, menangani pembuatan pulau buatan untuk bandara Hong Kong. Kini mereka menangani proyek Wave dari Oman, sebuah kompleks resor besar di pinggir pantai. Pulau buatan di Teluk Dubai, Uni Emirat Arab, berbentuk pohon palem, juga dibuat oleh kontraktor Belanda, Van Oord, dengan menggunakan 100 juta kubik meter pasir. Toh, banyak yang mengecam ide pulau tulip itu. Sebagian mengejek bentuk pulau seharusnya kincir angin atau kelom, sepatu kayu khas mereka. Alasannya, tulip bukanlah tumbuhan asli Belanda, tapi dibawa dari Turki pada abad pertengahan. Namun, ada satu alasan khusus mengapa Atsma dan rekan-rekannya meminta pulau itu berbentuk bunga tulip. "Semua orang di dunia selalu mengasosiasikan Belanda dengan tulip," katanya. "Ini kan bisa jadi promosi pariwisata juga."Organisasi lingkungan yang paling keras mencela. "Ini ide yang gila," kata Lisa Van Der Veen dari Yayasan Laut Utara. "Biayanya akan sangat mahal dan akibatnya terhadap ekosistem dan lingkungan akan sangat dramatis."Rencana ini dikhawatirkan akan mengorbankan wilayah lain, yang menjadi sumber tanah untuk pengurukan. Selain itu, munculnya pulau baru itu dapat merusak habitat pantai, perikanan, dan jalur migrasi burung-burung. "Laut Utara bukan tempat pembuangan sampah yang bisa kita perlakukan seenaknya, terutama wilayah pantai yang merupakan wilayah laut paling subur di dunia," kata Lisa Van Der Veen. "Pembuatan sebuah pulau akan merusak lingkungan dan alam." Menghadapi ancaman kenaikan permukaan air laut, Van Der Veen menyatakan lebih realistis untuk melindungi wilayah daratan yang sudah ada daripada membangun pulau baru. "Bangunan apa pun di pulau baru itu akan sangat mahal karena harus cukup kuat menahan badai," ujarnya. "Meningkatkan kekuatan bendungan yang sudah ada jauh lebih aman, ramah lingkungan, efektif, dan murah daripada membangun pulau baru yang belum tentu layak." AMAL IHSAN | TIMES-ONLINE | DE-TELEGRAAF

Berita terkait

Dana Pembangunan Masjid di Cakung Diduga Dilarikan Kontraktor, Warga Pilih Diam Tak Mau Ikut Campur

3 menit lalu

Dana Pembangunan Masjid di Cakung Diduga Dilarikan Kontraktor, Warga Pilih Diam Tak Mau Ikut Campur

Dana pembangunan Masjid Al Barkah di Cakung diduga dilarikan oleh kontraktor. Warga geram sekaligus pasrah, tak mau campur tangan.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

5 menit lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea Digelar Tertutup, Ini Cara Nonton Live Streamingnya

10 menit lalu

Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea Digelar Tertutup, Ini Cara Nonton Live Streamingnya

Timnas U-23 Indonesia bakal menjalani laga play-off menghadapi Guinea untuk memperebutkan satu jatah tersisa ke Olimpiade 2024.

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

15 menit lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

15 menit lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Tim Piala Uber Indonesia Masuk Final, Greysia Polii Merasa Bangga

16 menit lalu

Tim Piala Uber Indonesia Masuk Final, Greysia Polii Merasa Bangga

Greysia Polii menonton perjuangan tim Piala Uber Indonesia melalui streaming bersama mantan atlet bulu tangkis Korea Selatan, Yena Chang.

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

21 menit lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

28 menit lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

35 menit lalu

Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

35 menit lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya