CO2 Turun, Greenland Tertutup Es

Reporter

Editor

Rabu, 3 September 2008 17:36 WIB

TEMPO Interaktif, Paris: Sebelum tertutup es, Greenland adalah pulau yang hijau, bebas dari es, sesuai dengan namanya. Peneliti Inggris menemukan bukti bahwa lapisan es tebal mulai menutupi permukaan daratan itu sekitar tiga juta tahun lalu bersamaan dengan perubahan karbon dioksida di atmosfer.

Dalam laporan yang dipublikasikan pada jurnal Nature akhir pekan lalu, peneliti di University of Bristol dan University of Leeds memperlihatkan bahwa hanya perubahan gas tersebut yang bisa menjelaskan perubahan wilayah hijau itu menjadi pulau es.

Dengan mengetahui mengapa es terbentuk di Greenland, para ilmuwan jadi memahami dan mengambil langkah yang tepat untuk menanggapi perubahan yang mungkin terjadi pada lapisan es dalam perubahan iklim di masa depan. "Bukti memperlihatkan bahwa sekitar tiga juta tahun yang lalu terjadi kenaikan jumlah batu dan puing di lantai samudra sekeliling Greenland," kata Dan Lunt dari University of Bristol.

Penelitian yang dibiayai oleh British Antarctic Survey itu juga mengungkapkan bahwa bebatuan tidak mungkin sampai ke sana jika gunung es belum terbentuk dan memindahkannya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa lapisan es Greenland mulai terbentuk pada tiga juta tahun silam. "Sebelumnya, Greenland bebas es, mungkin tertutup rumput dan hutan," tutur Lunt. "Kadar karbon dioksida atmosfer saat itu juga lumayan tinggi.

Pertanyaannya sekarang, mengapa Greenland akhirnya diliputi es? Ada beberapa teori tentang hal itu, mulai dari perubahan sirkulasi laut, naiknya ketinggian Rocky Mountains, perubahan orbit Bumi, dan perubahan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer secara alami. Dengan menggunakan pemodelan iklim dan lapisan es di komputer, Lunt dan timnya menguji teori yang paling tepercaya.

Hasilnya menunjukkan bahwa pergeseran iklim berhubungan dengan perubahan sirkulasi samudra, dan pengangkatan tektonik berpengaruh terhadap jumlah es yang menyelimuti Greenland. Juga, menebal dan menipisnya es sesuai dengan perubahan orbit bumi. Meski demikian, tak satu pun perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi pertumbuhan lapisan es jangka panjang di Greenland.

Riset itu justru memperlihatkan bahwa penyebab dominan proses penutupan es adalah anjloknya kadar karbon dioksida atmosfer sampai ke tingkat sebelum masa Revolusi Industri di akhir abad ke-18. Saat ini, konsentrasinya mendekati level ketika Greenland masih bebas es.

Kesimpulan itu diambil berdasarkan pemodelan komputer yang menggabungkan data tentang sirkulasi samudra dan atmosfer, serta penelitian terhadap pertumbuhan es Greenland yang dimulai dari titik putih kecil di dataran tinggi sebelah timur menjadi selimut es tebal yang menutupi seluruh pulau.

Namun satu pertanyaan masih belum terjawab, yaitu mengapa karbon dioksida atmosfer yang semula tinggi itu turun drastis? "Kami akan mencoba menjawabnya selama beberapa tahun ke depan," kata Alan Haywood dari University of Leeds.

AFP | SCIENCEDAILY

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya