Dinamika Matahari Tak Menyebabkan Pemanasan Global

Reporter

Editor

Rabu, 13 Mei 2009 11:48 WIB

TEMPO Interaktif, Pittsburgh:
Para ilmuwan berhasil membuktikan bahwa hipotesis yang menganggap gejolak aktivitas matahari menyebabkan pemanasan global tidaklah benar. Peter Adams, peneliti dari Carnegie Mellon University dan Jeff Pierce dari Dalhousie University di Halifax, Kanada, berhasil mengembangkan sebuah model untuk menguji hipotesis kontroversial tersebut.
Hipotesis yang mereka uji tersebut menyatakan peningkatan aktivitas matahari mengurangi awan melalui perubahan cahaya kosmis. Ketika awan semakin sedikit, kian banyak cahaya matahari yang masuk, menyebabkan bumi menghangat. Beberapa orang yang skeptis terhadap perubahan iklim mencoba menggunakan hipotesis ini untuk mengangkat gagasan bahwa gas rumah kaca bukanlah biang keladi pemanasan global seperti yang diyakini sebagian besar ilmuwan.
Dalam riset yang dipublikasikan dalam Geophysical Research Letters, dan jurnal Science awal Mei lalu, Adams and Pierce melaporkan bahwa simulasi atmosfer pertama tentang perubahan formasi partikel dan ion-ion atmosfer yang dihasilkan oleh variasi yang terjadi di matahari dan sinar kosmis. Mereka menemukan bahwa perubahan konsentrasi partikel yang mempengaruhi awan terlalu kecil 100 kali lipat untuk bisa mempengaruhi iklim.
"Sampai saat ini, para pendukung hipotesis ini dapat menyatakan bahwa matahari bisa jadi adalah penyebab pemanasan global karena tak ada satu pun yang memiliki pemodelan komputer untuk benar-benar mengetes klaim itu," kata Adams, dosen teknik sipil dan lingkungan di Carnegie Mellon.
Problem dasar hipotesis itu, kata Adams, adalah variasi matahari yang kemungkinan mengubah tingkat pembentukan partikel baru kurang dari 30 persen di atmosfer. "Partikel ini juga luar biasa kecil dan perlu tumbuh sebelum mereka bisa mempengaruhi awan," katanya. "Sebagian besar hancur sebelum bisa melakukannya."
Adams dan Pierce yakin hasil temuan mereka bisa membungkam hipotesis itu. "Tak ada simulasi komputer tentang sesuatu serumit atmosfer yang benar-benar sempurna," katanya. "Para pendukung hipotesis sinar kosmis mungkin akan mencoba mempertanyakan hasil simulasi ini, namun efeknya dalam model kami terlalu lemah sehingga sulit bagi kami untuk melihat hasil mendasar ini berubah."
TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya