Awan Dapat Membuat Lebih Buruk Pemanasan Global

Reporter

Editor

Selasa, 28 Juli 2009 21:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Peranan awan dalam perubahan iklim telah menjadi pertanyaan besar sepanjang dekade lalu. Studi yang diterbitkan akhir pekan lalu ini mencoba menjawab misteri itu. Penelitian itu dilakukan Amy Clement dan Robert Burgman dari University of Miami's Rosenstiel School of Marine serta Joel Norris dari Institusi Scripps UC San Diego.

Mereka menggunakan data selama 50 tahun terakhir dan membuat model iklim di Samudra Pasifik. Data itu berasal dari dua sumber, yakni pengamatan visual oleh kapal laut dan dari satelit cuaca. Menurut Profesor Clement, terjadi perbedaan dan getaran di antara dua pengamatan tersebut. "Ini adalah perubahan halus yang berlangsung selama beberapa dekade," katanya. Hal ini mendorong satelit harus melewati beberapa mil di atas bumi untuk menghindari mendung ketimbang pelaut memantaunya dari geladak kapal.

Memang tidak banyak stasiun pengamatan yang khusus mereproduksi perilaku awan. Salah satunya model Hadley Centre, yang dikembangkan U.K. Met Office, yang mampu menghasilkan observasi itu. Menurut Burgman, pihaknya telah mendapatkan model yang tepat. "Model Hadley Centre dapat membantu kami menentukan arah yang tepat," kata Burgman.

Bersama-sama dengan model Hadley Centre memberikan bukti bahwa awan stratiform level rendah, yang jadi perisai bumi dari radiasi matahari, dapat memanaskan iklim sehingga samudra lebih panas. Konsekuensinya menyebabkan lebih banyak awan menghilang. "Ini adalah siklus ganas yang memperburuk pemanasan global," ujar Clement.

Temuan baru ini menyediakan cara lain melihat perubahan awan. Hal ini membantu meningkatkan simulasi awan dalam model iklim yang membuat proyeksi lebih akurat dari perubahan iklim di masa depan. "Saya optimistis akan ada kemajuan besar dalam memahami awan dan perubahan global selama beberapa tahun mendatang," ujar Norris.

Clement dan Norris adalah profesor ilmu atmosfer dan iklim di Scripps. Keduanya menerima penghargaan dari National Science Foundation untuk karyanya mengamati perubahan iklim. Program Iklim National Oceanic and Atmospheric Administration memberikan dukungan untuk penelitian ini. l ScienceDaily

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya