Kaspersky: Uang adalah Motivasi Pembuat Virus

Reporter

Editor

Kamis, 15 Oktober 2009 19:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menghela napas yang agak panjang. Itulah yang pertama kali dilakukan lelaki tinggi dengan rambut sedikit pirang itu. Tubuh Eugene Kaspersky, nama lelaki itu, tampak mulai berkeringat, merembes di kemejanya yang putih.

"Akhirnya saya tiba di sini," kata Kaspersky sambil mengembangkan senyum ke arah beberapa wartawan yang berkesempatan menikmati santap siang dengannya di Jakarta pada pekan lalu, termasuk Tempo.

Itulah hari kedua Kaspersky di Jakarta. Sosok pendiri Kaspersky Lab, perusahan antivirus yang mulai kondang di sini, itu menikmati hawa Indonesia mulai 7 sampai 11 Oktober. Selain Jakarta, ia menyambangi Yogyakarta.

Di hadapan wartawan, Kaspersky berbagi visi tentang dunia keamanan komputer di masa depan. Menurut dia, di masa depan, semakin banyak perangkat yang berkomputer dan terhubung ke Internet. Kondisi inilah yang akan membuat spektrum ancaman dari para pembuat program jahat atau perusak komputer semakin meluas.

Kaspersky menyebutkan satu contoh pada berita kebocoran sistem komputer di pesawat superbesar Boeing 787. Kebocoran ini, menurut badan pengawas penerbangan Amerika Serikat, membuka peluang pembajak komputer beraksi. Sistem pesawat dan navigasinya bisa dikendalikan dari jarak jauh.

Di sisi lain, semakin banyak saja perangkat yang memiliki fungsi komputer, dari ponsel, mobil, sampai lemari es dan mesin pembuat kopi. "Pada saat ini semua sudah serba komputer," ujar Kaspersky, yang lahir di Novorossiysk, Rusia, 4 Oktober 1965.

Karena itu, menurut Kaspersky, ruang kerja para pembuat virus atau program jahat akan bergeser ke ranah yang mungkin tak terbayangkan saat ini. Ia yakin, selain kemungkinan pembajakan pesawat, bukan tak mungkin kisah pada film Die Hard yang dibintangi Bruce Wilis dapat menjadi kenyataan.

Hal ini pun sebetulnya sudah dimulai. Pada Januari 2008, misalnya, badan intelijen telah memburu peretas komputer yang mengancam mensabotase aliran listrik. "Bahkan peretas komputer di Ukraina mampu mematikan jaringan Internet," katanya.

Motivasi utamanya, kata sosok bernama asli Evgeniy Valentinovich Kaspersky itu, bukan lagi untuk merusak sistem, melainkan duit dan duit. Ini telah melahirkan bisnis gelap bawah tanah dengan nilai sampai miliaran dolar Amerika. Dari menjual password perbankan, botnet, sampai menjual kartu kredit.

Ada banyak faktor yang membuat hal itu merajalela. Selain meluasnya pemakaian komputer pada perangkat sehari-hari, sistem komputer semakin terbuka. Termasuk pula perkembangan interaksi antar pengguna di Internet melalui Web 2.0.

Selain itu, perilaku pengguna komputer saat ini ikut memberi sumbangsih. Salah satu yang fatal adalah berkompromi dengan sistem keamanan komputernya. Atas nama kemudahan, tak jarang pengguna mengabaikan peringatan dari sistem maupun peranti lunak antivirus.

Karena itu, lulusan Institute of Cryptography Telecommunications and Computer Science ini menyarankan pengguna komputer agar lebih berhati-hati, terutama saat mengakses Internet dan memakai penyimpan data bergerak seperti flashdisk. "Lebih aman lagi jangan gunakan komputer dan tidur saja," ujar Kaspersky bercanda.

Ditanya soal antisipasi terhadap para pelaku kejahatan dunia maya itu, Kaspersky menggeleng. Menurut dia, itu bukan wilayah tanggung jawab pembuat antivirus. "Itu tanggung jawab polisi," kata dia. "Tapi kami bersedia kok membantu polisi bila diminta."

Kaspersky mengatakan kerja sama seperti itu sudah dikerjakan di Brasil, Rusia, Eropa, Cina, dan Amerika Serikat. "Kami telah berhasil membantu menghukum beberapa penjahat cyber," katanya.

Sebuah kisah menggelikan pernah terjadi saat seorang penjahat cyber ditangkap di Vladivostok, Rusia. Ini adalah kawasan di belahan timur Rusia yang perbedaan waktunya sampai delapan jam dengan Moskow di barat.

Komputer si pelaku rupanya dikunci dengan password. Untuk membuka kunci inilah polisi sampai memboyong komputer itu ke kantor Kaspersky dengan menempuh perjalanan delapan jam dengan pesawat.

DEDDY SINAGA

Berita terkait

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

21 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

22 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

22 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

26 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

28 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

29 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

30 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

30 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

32 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

34 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya