10 Negara di Bali Bahas Kaitan Hutan dan Perubahan Iklim

Reporter

Editor

Selasa, 1 Desember 2009 07:02 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar - 10 negara yang memiliki hutan diAsia dan Afrika bertemu di Bali mulai Selasa ( 1/12) hingga Jumat (4/12) untuk membicarakan pelestarian hutan dalam kaitannya dengan perubahan iklim.

Pertemuan terfokus pada cara mengalihkan kekuasaan atas hutan kepada pihak-pihak yang mampu memelihara secara berkelanjutan.

Menurut James Mayers, Kepala Natural Resources Group dari International Institute for Environment and Development (IIED) yang menginisiatif pertemuan itu, pertemuan akan menunjukkan pola pengelolaan hutan dengan prinsip kesetaraan pada semua pihak. ”Tentu dengan keuntungan bagi semua,” ujarnya, Selasa (1/12).

Ini berbeda dengan pola yang mengutamakan peran para elite dengan menyingkirkan pihak yang lebih lemah. Kekuasaan atas hutan, menurutnya, harus dipegang oleh pihak-pihak yang mampu mengupayakan pemeliharan hutan yang berkelanjutan.

Dengan begitu, kesejahteraan berbasis kehutanan juga bisa dinikmati rakyat, terutama masyarakat lokal yang hidupnya sangat tergantung dengan hutan.

Advertising
Advertising

Ke-10 negara yang terlibat antara lain Kamerun, Ghana, India, Indonesia, Malawi, Mozambique, Afrika Selatan, Tanzania, Uganda, dan Vietnam. Hadir pula peneliti-peneliti yang bermarkas di Inggris dari International Institute for Environment and Development (IIED) yang menjadi koordinator Forest Governance Learning Group).

Forest Governance Learning Group (FGLG) –kelompok belajar tata kelola kehutanan- adalah kelompok yang berpendapat sangat penting pemerintah-pemerintah dunia untuk segera menyetujui sebuah sistem untuk membayar negara-negara untuk menghindari kerusakan hutan. Upaya itu adalah bagian dari usaha dunia mencegat perubahan iklim.

Pada pertemuan COP 15 UNFCCC di Kopenhagen, Desember ini, hutan akan menjadi pusat pembicaraan pada negosiasi perubahan iklim karena perusakan hutan memberikan 18% emisi gas rumah kaca.

Di Kopernhagen, para pemerintah akan mulai menyetujui sebuah perjanjian global yang disebut REDD yang akan memperlihatkan aliran miliaran dolar sebagai kompensasi untuk negara-negara berhutan yang menjaga pepohonannya tetap tegak.

FGLG telah mengembangkan taktik-taktik praktis untuk menyediakan ruang aman, mendorong dialog, membangun konstituen, memanfaatkan bukti-bukti dan melakukan interaksi politis.

"Tata kelola yang baik pada hutan akan sangat penting untuk memaksimalkan keuntungan sosial dan lingkungan dari skema-skema REDD," tegas Mayers.

Usaha ini, lanjut dia, telah mengarah pada perubahan yang terukur dalam kebijakan yang dibuat, menghasilkan dampak positif pada orang-orang yang hidupnya tergantung pada hutan seperti yang diperlihatkan di Kamerun, Ghana, India, Indonesia, Malawi, Mozambique, Afrika Selatan, Uganda, dan Vietnam.

Perbincangan di Bali ini juga akan mencoba menggabungkan dan membagi pembelajaran yang mereka alami dan menciptakan rancangan untuk menguatkan dampak mereka dalam pengambilan keputusan di sektor kehutanan dalam beberapa tahun mendatang.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Perhutani dan United Tractors Bekerja Sama Rehabilitasi Hutan

5 Maret 2023

Perhutani dan United Tractors Bekerja Sama Rehabilitasi Hutan

Perum Perhutani bekerja sama dengan PT United Tractors tbk mendukung rehabilitasi dan pemanfaatan hutan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Targetkan 30 Rumah Persemaian Rampung di 2025

10 Juni 2022

Jokowi Targetkan 30 Rumah Persemaian Rampung di 2025

Jokowi menjelaskan, bibit pohon dari nursery bakal ditanam di daerah yang sering longsor. Seperti misalnya daerah aliran sungai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pastikan Pembangunan IKN Diawali dengan Rehabilitasi Hutan

14 Maret 2022

Jokowi Pastikan Pembangunan IKN Diawali dengan Rehabilitasi Hutan

Jokowi mengatakan bibit pohon untuk rehabilitasi bakal diambil dari tempat persemaian yang terletak di Desa Mentawir, Penajam Paser Utara, Kaltim

Baca Selengkapnya

Pulau Papagarang: Menanam Kedondong, Menuai Mata Air

17 Juni 2021

Pulau Papagarang: Menanam Kedondong, Menuai Mata Air

Pulau Papagarang masuk kawasan konservasi Taman Nasional Komodo (TNK) tapi namanya tenggelam di antara pamor Pulau Padar, Rinca dan Komodo.

Baca Selengkapnya

Luhut: Jangan Tebang Hutan karena Salah Satu Sumber Persediaan Air

19 Februari 2021

Luhut: Jangan Tebang Hutan karena Salah Satu Sumber Persediaan Air

Menteri Luhut Pandjaitan meminta warga tak menebang hutan untuk mencegah kekeringan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Gubernur Kalsel Intervensi Rehabilitasi Hutan Cegah Banjir Terulang

18 Februari 2021

Jokowi Minta Gubernur Kalsel Intervensi Rehabilitasi Hutan Cegah Banjir Terulang

Jokowi meminta Gubernur dan para Bupati/Wali Kota di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk melakukan intervensi terhadap rehabilitasi hutan

Baca Selengkapnya

Luhut Dorong Swasta dan Organisasi Internasional Danai Rehabilitasi Hutan

17 Desember 2020

Luhut Dorong Swasta dan Organisasi Internasional Danai Rehabilitasi Hutan

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia memberi perhatian pada konservasi dan kelestarian hutan.

Baca Selengkapnya

Menko Puan: Perlu Revolusi Mental Selamatkan Hutan  

3 Agustus 2017

Menko Puan: Perlu Revolusi Mental Selamatkan Hutan  

Konsep revolusi mental itu sendiri, menurut Menko Puan diturunkan menjadi lima gerakan praksis, yakni Gerakan Indonesia Melayani, Indonesia Tertib, Indonesia Bersih, Indonesia Mandiri dan Indonesia Bersatu.

Baca Selengkapnya

Perhutani Akan Bongkar Bangunan Petani Penggarap di Puncak  

13 April 2017

Perhutani Akan Bongkar Bangunan Petani Penggarap di Puncak  

Puluhan bangunan liar di kawasan milik Perhutani yang ada di Kecamatan Megamendung dan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, akan dibongkar.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya: Buleleng Bisa Jadi Lokasi Pengembangan Tanaman Buah

12 Maret 2017

Siti Nurbaya: Buleleng Bisa Jadi Lokasi Pengembangan Tanaman Buah

Pemerintah pusat kini masih menyiapkan pembibitan melalui kebun bibit rakyat yang didanai penuh oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Baca Selengkapnya