TEMPO Interaktif, London - Bentuknya lebih mirip kereta api cepat, tapi keistimewaan bus ini tidak hanya terletak pada bentuknya yang mengular, tapi juga kedua kakinya yang terbuka lebar membentuk terowongan besar di bawah badan bus. Bus cepat tiga dimensi, atau 3D Express Coach, ini adalah solusi yang diharapkan dapat mengatasi masalah kepadatan lalu lintas di jalan-jalan Beijing.
Bus inovatif ini memang khusus dirancang untuk menyelesaikan masalah sarana transportasi urban. Selama ini para perencana transportasi perkotaan berusaha mencari cara bagaimana mempercepat lalu lintas. Menambah lebih banyak bus hanya akan menambah kemacetan, belum lagi polusinya. Tapi membangun subway membutuhkan dana yang sangat besar dan perlu waktu bertahun-tahun untuk menggali dan membuat terowongan.
Bus cepat 3D ini adalah alternatif yang lebih murah, lebih ramah lingkungan, dan lebih cepat jika dibandingkan dengan membuat subway dan memperbanyak bus. Sepintas bus selebar 6 meter ini mirip bus Transjakarta karena memiliki jalur khusus dan halte bus berbentuk panggung tinggi untuk memudahkan penumpang memasuki kendaraan. Bedanya, jalur busway di Jakarta hanya dapat dilalui oleh Transjakarta, sedangkan bus ekspres 3D tidak memonopoli jalurnya, bahkan mempersilakan kendaraan lain lewat di kolongnya.
Pertama kali dipamerkan dalam Beijing International High-tech Expo ke-13, Mei lalu, bus berbadan lebar ini akan diujicobakan di Distrik Mentougou, Beijing, pertengahan tahun ini. Bus yang diusulkan oleh Shenzhen Hashi Future Parking Equipment Co ini terdiri atas empat gerbong, masing-masing sepanjang 10 meter, setinggi 4-4,5 meter dengan dua level. Penumpang diangkut pada level teratas sedangkan level di bawahnya kosong dan dapat dilewati kendaraan lain yang tingginya di bawah 2 meter.
Bertenaga listrik dan energi surya, bus tersebut dapat melaju hingga 60 kilometer per jam, membawa 1.200-1.400 penumpang tanpa memblokade jalan kendaraan lain. Biaya pembangunan bus sekaligus jalur sepanjang 40 kilometer hanya 500 juta yuan atau sekitar Rp 682,6 miliar, hanya 10 persen daripada ongkos yang diperlukan untuk pembuatan subway dengan panjang jalur yang sama. Tak hanya ramah lingkungan, bus ini juga diklaim dapat mengurangi kemacetan hingga 20-30 persen.
Song Youzhou, Kepala Shenzhen Hashi Future Parking Equipment Co, menyatakan bus berkaki ini adalah transportasi umum yang ramah lingkungan bila dibandingkan dengan empat tipe kendaraan umum di Cina lainnya, yaitu subway, light-rail train atau trem, bus rapid transit (BRT), dan bus biasa. “Masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kelemahan,” kata Song Youzhou. “Subway, misalnya, membutuhkan dana besar dan pembangunannya lama, sedangkan BRT mengambil alih jalan dan menciptakan polusi udara maupun suara karena amat bising.”
Sebagai calon pengganti BRT dan subway di masa depan, bus berkaki ini mengkombinasikan kelebihan BRT sekaligus menghemat ruang jalan yang ada. Tinggi bus juga disesuaikan dengan tinggi jembatan (overpass) di Cina, sekitar 4,5-5,5 meter. “Inovasi bus berkaki ini adalah dia berjalan di atas mobil dan di bawah jembatan,” ujarnya. “Kekuatan terbesarnya adalah tidak mengurangi lebar jalan, efisien dan kapasitasnya tinggi. Bus ini juga memangkas kemacetan 25-30 persen di rute utama. Dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam, bus dapat mengangkut 1.200 orang, atau 300 penumpang per gerbong.”
Keunggulan lain bus berkaki ini adalah masa konstruksi yang singkat, hanya setahun untuk membangun rute sepanjang 40 km. Bandingkan dengan waktu pembangunan jalur subway sepanjang 40 km, yang membutuhkan sedikitnya tiga tahun. Bus ini juga tak memerlukan lahan parkir besar seperti bus biasa. Bus cepat 3D dapat diparkir di tempat pemberhentiannya tanpa mempengaruhi lalu lalang mobil lain. Interiornya pun dirancang dengan skylight besar untuk menghilangkan perasaan depresi ketika penumpang memasuki bus.
Rencana pengoperasian bus ini memperoleh dukungan kuat dari Zhang Wenbo, Direktur Science and Technology Committee, di Distrik Mentougou, Beijing. Dia mengatakan bus itu sejalan dengan konstruksi distrik tersebut sebagai sebuah area ekologi hijau yang membutuhkan transportasi efisien, biaya murah, serta rendah polusi dan karbon. “Bus itu dapat meningkatkan tingkat pemanfaatan lahan dan kapasitas transportasi jalan, sekaligus memulihkan kemacetan transportasi publik di kota besar,” kata Zhang.
TJANDRA DEWI | GRAPHICNEWS | CHINA HUSH |CNTV