8 Hari Lagi Pemandangan Langka Bakal Hiasi Langit

Reporter

Editor

Jumat, 11 Maret 2011 23:07 WIB

REUTERS/Hyungwon Kang

TEMPO Interaktif, Bandung - Peristiwa langit yang langka akan terjadi pada 19 Maret mendatang. Saat itu, bulan purnama akan muncul dan jaraknya pada posisi terdekat dengan bumi. Fenomena tersebut hanya terulang tiap 18 tahun sekali.

Astronom dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin mengatakan, pada 19 Maret 2011, bulan akan berada pada jarak terdekat dengan bumi sekaligus hampir bersamaan dengan puncak purnama.

Berdasarkan data astronomi, pada hari itu pukul 19.10 GMT atau 20 Maret pukul 02.10 WIB, jarak bulan dengan bumi 356.577 kilometer. Sejam sebelumnya, puncak purnama terjadi pada 19 Maret pukul 18.11 GMT atau 20 Maret pukul 01.11 WIB.

Dalam istilah astrologi, posisi itu dikenal sebagai super moon atau extreme super moon yang diyakini sebagian orang sebagai pertanda bencana bagi kehidupan makhluk di bumi. Namun menurut Djamaluddin, kalangan astronom tidak mengenal istilah tersebut, dan menepis ramalan bencana. "Kita harus faham perbedaan astrologi dan astronomi," katanya.

Astrologi adalah pemahaman bahwa posisi benda-benda langit berpengaruh pada nasib kehidupan manusia di bumi. Astrologi, kata peneliti senior astronomi dan astrofisika, itu bukanlah cabang sains. Sedangkan astronomi adalah cabang sains atau ilmu pengetahuan yang mempelajari gerakan dan kondisi fisik benda-benda langit.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan, kejadian jarak bulan terdekat dengan bumi (perigee) adalah peristiwa bulanan, walau jaraknya bervariasi dengan periodenya rata-rata 27,3 hari. Begitu pula peristiwa bulan purnama dengan periode sekitar 29,5 hari. Karena perbedaan periode itu, kemunculan perigee yang bersamaan dengan purnama hanya bisa terjadi 18 tahun sekali.

Sejauh ini, kata dia, tidak ada bukti ilmiah yang mengaitkan extreme super moon dengan segala bencana 18 tahun lalu pada Maret 1993 atau sebelumnya. Tapi yang pasti harus diwaspadai adalah dampak menguatnya efek pasang surut di bumi terutama pada air laut ketika puncak bulan purnama dengan jarak bulan terdekat.

Bila cuaca buruk di laut dan wilayah pantai diperkuat dengan efek pasang maksimum saat perigee dan purnama, ujarnya, harus diwaspadai potensi bahaya di wilayah pantai yang mungkin saja menyebabkan banjir pasang (rob) yang lebih besar dari biasanya.

Demikian juga bila penumpukan energi di wilayah rentan gempa dan gunung meletus, efek penguatan pasang surut bulan mungkin berpotensi menjadi pemicu pelepasan energi.

Tetapi kondisi perigee bulan bersamaan dengan purnama bukan sebagai sebab utama bencana, tetapi bisa menjadi pemicu efek penguatan faktor lain. "Artinya, kalau tidak ada indikasi cuaca buruk di wilayah pantai atau tidak ada penumpukan energi di wilayah rawan gempa dan wilayah rawan gunung meletus, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan posisi perigee bulan bersamaan dengan purnama," kata Djamaluddin.



ANWAR SISWADI

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya