TEMPO Interaktif, Jakarta - Keamanan token, perangkat kecil yang disediakan bank untuk melakukan online banking atau mobile banking, kini menjadi tanda tanya. Ini setelah RSA (salah satu divisi dari EMC) merilis kabar bahwa sistem mereka yang berkaitan dengan produk token SecurID telah diserang oleh peretas komputer.
RSA mengatakan, hasil penyelidikan mereka mendapati serangan itu termasuk kategori Advanced Persistent Threat (APT). Hasil serangan itu berkaitan dengan informasi khusus yang diekstrak dari sistem RSA. "Beberapa di antaranya secara khusus berhubungan dengan produk otentikasi SecurID," kata Arthur W. Coviello Jr., Eksekutir RSA dalam surat terbuka di situs resmi perusahaan itu.
Coviello menegaskan bahwa informasi yang dijaring dari sistem mereka gagal menghasilkan serangan langsung pada konsumen yang memakai SecurID dari RSA. Hanya saja serangan itu telah mengurangi efektivitas implementasi alat otentifikasi itu. "Kami telah mengkomunikasikan situasi ini kepada konsumen RSA dan memberikan langkah cepat untuk memperkuat implementasi SecurID mereka," kata Coviello.
Konsultan teknis dari ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, mengatakan bahwa serangan jenis APT adalah serangan terkoordinir dengan target yang sudah ditetapkan. Namun serangan ke RSA tak terbilang fatal sebab peretas ternyata gagal menembus data konsumen. "Padahal APT itu termasuk serangan fatal, hanya dari tingkat keberhasilan si peretasnya yang tidak maksimal," katanya kepada Tempo hari ini.
Beberapa bank Indonesia yang memakai sistem token untuk mengamankan transaksi online maupun mobile, setahu kami, memang tak memakai produk RSA. Tetapi terjadinya serangan seperti itu membuat kita harus tetap waspada. "Ini juga menjadi bukti bahwa peretas dengan motif ekonomi semakin giat," kata Yudhi.
DEDDY SINAGA
