Misteri Kepunahan Thylacine  

Reporter

Editor

Rabu, 11 Mei 2011 15:50 WIB

Gambar sketsa Thylacine (depan) dan Dingo. livescience.com/Carl Buell
TEMPO Interaktif, Rhode Island - Binatang berkantong yang telah punah, thylacine, diketahui berburu mangsa seperti kucing ketimbang anjing meski anatomi binatang itu menyerupai anjing. Fakta ini memaksa ilmuwan mencari teori baru atas kepunahan binatang asal Australia, Tasmania, dan Guinea Baru itu.

Thylacine memiliki rupa yang unik. Binatang ini memiliki kepala menyerupai anjing, rambut punggung bercorak belang, dan membawa anaknya menggunakan kantong di perutnya. Hal inilah yang membuat binatang ini dijuluki harimau Tasmania dan serigala berkantong.

Binatang ini terakhir terlihat di Australia 3.000 tahun lalu. Pada mulanya, peneliti berpendapat thylacine kalah bersaing dengan spesies anjing liar dingo karena menggunakan strategi berburu yang sama. Kekalahan ini membuat thylacine punah.

"Dingo adalah spesies serigala. Mereka jenis pelari," ujar Borja Figuerido, peneliti dari Brown University. "Jika thylacine adalah penyergap, teori kepunahan akibat kalah bersaing dengan dingo kurang memungkinkan."

Peneliti mempelajari sambungan tulang siku binatang itu dan membandingkannya dengan 31 mamalia lain. Mereka menemukan sendi siku thylacine menyerupai sendi kucing yang memungkinkan gerakan memutar cakar. Anjing dan serigala tidak memiliki kemampuan seperti itu. "Karakter anatomi mengungkap strategi berburu thylacine," ujar Figuerido. "Mereka lebih mungkin sebagai penyergap."

Terbatasnya kemampuan rotasi sendi siku anjing dan serigala menjadikan binatang ini, juga dingo, sebagai pelari yang cepat. Akibatnya, mereka berburu dalam kelompok besar, membuntuti mangsanya dari jarak jauh. Adapun dari hasil penelitian, peneliti menyimpulkan thylacine merupakan pemburu penyendiri dan menyerang mangsa dengan cara menyergap layaknya kucing.

Mamalia berkantong atau marsupial banyak ditemui di Australia dan beberapa kawasan di bumi belahan selatan. Binatang tipe ini mirip mamalia berplasenta, seperti manusia, anjing, dan kucing, tapi terpisah dari pohon evolusi pada Periode Cretaceous sekitar 125 juta tahun lalu.

Evolusi dua kelompok mamalia ini adalah contoh evolusi konvergen, yaitu dua kelompok berbeda pada lokasi berbeda mengembangkan morfologi yang sama untuk menghadapi habitat serupa. Thylacine sendiri pada awalnya dianggap sebagai perwujudan serigala berkantong, dengan ukuran tubuh dan kebiasaan makan yang sama. "Namun konsep ini harus ditinjau ulang," ujar dia.

LIVESCIENCE | ANTON WILLIAM

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya