TEMPO Interaktif, Jakarta - Apabila sebuah situs Internet meminta Anda mengunduh peranti lunak lain untuk menonton video atau memecahkan persoalan, berpikirlah dua kali. Ada kemungkinan program itu adalah virus atau program jahat.
Microsoft mengingatkan, satu dari 14 program yang diunduh oleh pengguna Windows adalah virus. Meskipun peramban Internet Explorer didesain untuk mengingatkan pengguna akan kemungkinan mengunduh virus, sebanyak 5 persen pengguna ternyata mengabaikan hal itu dan akhirnya mengunduh Trojan, misalnya.
Lima tahun lalu, sangat mudah bagi pelaku kejahatan dunia maya dalam memasukkan kode ke dalam komputer. Soalnya ada banyak bug di peramban dan banyak pengguna komputer kurang baik dalam melakukan patching alias pengunduhan update untuk menutupi bolong atau bug dalam sebuah sistem.
Tapi, sejak saat itu terjadi perubahan. Peramban boleh jadi tambah aman dan pembuat peranti lunak bisa secara cepat dan otomatis mendorong patch ketika diketahui ada masalah.
Jadi, daripada meretas peramban, pelaku kejahatan memilih menyerang pengguna Internet atau yang dikenal dengan istilah social engineering. "Para penyerang itu telah menyadari bahwa lebih mudah membuat orang mengunduh Trojan," kata Alex Stamos, seorang konsultan keamanan komputer.
Salah satu contoh social engineering adalah bagaimana virus Koobface menyebar di Facebook. Pengguna mendapat pesar dari teman yang meminta mereka mengunjungi tautan dan menonton video. Ketika diklik, mereka akan diminta mengunduh peranti lunak pemutar video. Padahal, program itu adalah virus.
Selama dua tahun terakhir, fitur SmartScreen pada Internet Explorer telah memblokir lebih dari 1,5 miliar halaman Internet seperti itu.
DEDDY SINAGA | PCWORLD
