TEMPO Interaktif, Bandung - Dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan teknologi penjernih air kolam ikan budi daya dengan cara mendaur ulang air kolam yang kotor. Selain menghemat air, inovasi ini sanggup membuat bibit ikan lebih unggul.
Teknologi recirculation aqua culture system itu dirintis I Gede Suantika sejak 2001. Awalnya sistem itu bertujuan mengembangkan zooplankton, makanan alami untuk anak ikan. Tapi saat ini berkembang untuk menghasilkan bibit ikan unggul. "Produksinya jadi lebih tinggi dan limbahnya hampir zero waste atau tidak ada buangan," katanya di Aula Timur ITB, Sabtu pekan lalu.
Air dari kolam ikan dialirkan ke bak penyaring pertama. Bak itu diisi potongan karpet untuk menyaring kotoran ikan dan sisa pakannya. Selanjutnya air dipompa masuk ke pipa menara protein skimmer. Di sini, air disemprot gas ozon dengan mesin hi-blow untuk mematikan bakteri.
Air dialirkan kembali ke pipa berisi karbon aktif untuk disaring. Di bak terakhir atau kolam biofilter, air diberi kerikil dan bioball. Hasilnya dialirkan kembali ke kolam ikan. "Begitu terus prosesnya, air bisa selalu bersih kembali," ujar dosen dari Kelompok Keahlian Ekologi Sekolah Tinggi Ilmu Hayati ITB itu.
Teknologi ini diterapkan di ruang laboratorium dan berhasil dalam pembibitan ikan budi daya darat dan laut, seperti nila, mas, gurame, lele, udang galah, kakap putih, dan bawal.
Di kolam, menurut anggota tim riset Deri Hendrawandi, usia panen ikan juga menjadi lebih cepat karena pemberian pakan bisa lebih banyak tanpa khawatir air kolam menjadi kotor. Dengan cara lama, pengurasan air kolam dilakukan 2 minggu sekali. Masa panen ikan bisa menjadi sebulan lebih cepat.
Saat ini teknologi itu telah diterapkan seorang peternak ikan budi daya di Cianjur, Jawa Barat. Menggunakan dua kolam yang masing-masing seluas lapangan bulu tangkis serta berkapasitas 70 ton ikan, biaya pemasangan alatnya sebesar Rp 100-120 juta. "Memang agak mahal di awal, tapi produksinya bisa dua kali lipat dari biasanya," ujar dia.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura
10 hari lalu
Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
21 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut
40 hari lalu
Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaInflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah
40 hari lalu
KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.
Baca SelengkapnyaKKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan
40 hari lalu
Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
41 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca SelengkapnyaEdi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar
41 hari lalu
Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.
Baca SelengkapnyaGagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO
54 hari lalu
Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.
Baca SelengkapnyaKKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera
25 Februari 2024
Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.
Baca SelengkapnyaTekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada
19 Februari 2024
Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.
Baca Selengkapnya