Tiga Jalak Bali Pulang Kampung  

Reporter

Editor

Kamis, 28 Juli 2011 15:49 WIB

Burung Jalak Bali. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO Interaktif, Denpasar - Tiga jalak Bali hasil penangkaran dari Jurong Bird Park Singapura dipulangkan ke Ubud. Tiga burung yang telah berusia tiga tahun itu, dua jantan dan satu betina, akan dipelihara di Pusat Penangkaran Yayasan Begawan setelah masa karantina di Bali Bird Park selesai.

“Program itu adalah hasil kerja sama antara lain dengan Yayasan Begawan, Ubud, dengan Jurong Bird Park, Singapura. Kedatangan mereka menambah keyakinan akan kesuksesan program kami,” kata Bradley T. Gardner, pendiri Yayasan Begawan, Kamis, 28 Juli 2011.

Begawan Foundation, yang didirikan oleh Bradley dan Debbie Gardner pada 1999, memfokuskan perhatian terhadap konservasi Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) yang terancam punah. Proyek konservasi burung yang juga dikenal sebagai Mynah Rothschild atau Bali Mynah itu dimulai dengan dua pasang Jalak Bali yang diimpor dari Inggris pada 1999.

Pada 2005, yayasan telah membesarkan 97 burung yang kemudian dibawa ke Nusa Penida. Sebanyak 65 burung dilepas selama dua tahun ke depan agar bisa menjadi kawanan liar yang berkelanjutan.

Tahun lalu, burung-burung penangkaran yang tersisa dikembalikan ke daratan untuk situs baru yang didirikan di Sibang, Green School. Yayasan Begawan mendirikan kandang baru untuk mengakomodasi peningkatan jumlah burung.

Jalak Bali terdaftar sebagai spesies burung yang terancam punah oleh CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka) pada tahun 1970. Beberapa organisasi telah mencoba untuk membantu burung itu bertahan hidup, namun perburuan liar masih mengancam. Burung itu juga menghadapi perusakan habitat yang menjadi ancaman utama upaya repopulasi burung.

Burung ini ini banyak diincar pemburu karena keindahannya, terutama bulu kepalanya. Dengan tubuh putih, warna biru cemerlang membingkai mata, dan sentuhan hitam di ujung sayap dan bulu ekor, keindahannya sangat memesona. “Kami terus memantau dan mengamati burung di alam liar, serta melacak tempatnya bersarang dan berkembang biak,” kata Bradley.

Data daerah burung bersarang dan berkembang biak membantu mereka memastikan keberhasilan pelepasliaran di masa depan. Pemilihan lokasi pelepasan akan disesuaikan dengan cara burung bertahan di alam liar, jenis makanan yang diperlukan, dan bagaimana burung berkembang biak.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya