TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah ilmuwan India menemukan 12 spesies katak baru. Selain spesies baru, mereka juga berhasil menemukan tiga spesies kodok yang dianggap sudah punah.
"Katak adalah binatang yang sangat penting. Mereka adalah indikator perubahan lingkungan, bukan hanya perubahan iklim, tapi juga tingkat polusi," kata ketua tim peneliti yang juga ahli biologi dari University of Delhi, Sathyabhama Das Biju, seperti dikutip dari kantor berita Associated Press, Minggu, 18 September 2011.
Selain penting untuk India, penemuan ini juga sangat berarti bagi dunia. Menurut kelompok konservasi, Global Wildlife Conservation, sebanyak 32 persen katak terancam punah. Katak menjadi langka karena rusaknya habitat atau pencemaran linkungan yang luar biasa parah.
Katak baru ini sangat jarang dan hanya ditemukan di tempat tertentu. Biju berharap wilayah tempat ditemukannya katak-katak ini masuk dalam kategori konservasi. "Sayangnya, India hanya fokus melindungi dua hewan, yakni gajah dan harimau. Sedangkan untuk amfibi kurang peduli, bahkan dananya sangat sedikit," kata Biju.
Untuk menemukan katak ini, para ilmuwan melakukan penelitian bertahun-tahun. Mereka juga harus tinggal di hutan yang gelap dan lembap untuk mendengar suara katak. Selain itu, harus teliti dan pelan-pelan melihat setiap celah batu dengan senter. Menurut biju, mereka juga menemukan katak yang aktif di malam hari dan bersuara mirip kucing.
Penemuan ini dilaporkan dalam jurnal International Taxonomy Zootaxa. Dengan temuan ini, maka jenis katak di India tercatat ada 336. Biju memperkirakan jumlah tersebut hanya separuh dari jenis katak yang hidup di alam liar di India.
PGR
Berita terkait
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan
28 Agustus 2019
JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat
28 Desember 2017
Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.
Baca SelengkapnyaJokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal
28 September 2017
Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten
19 September 2017
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten
Baca SelengkapnyaMahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu
15 Agustus 2017
Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan
26 Juni 2017
Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang
19 Juni 2017
Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih
6 Juni 2017
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya
29 Maret 2017
Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.
Baca SelengkapnyaPotensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui
7 Maret 2017
Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .
Baca Selengkapnya