TEMPO Interaktif, Jakarta - Google Chrome, aplikasi desktop Google yang paling banyak dipakai, untuk pertama kalinya menempati posisi kedua sebagai browser atau peramban yang paling sering digunakan di seluruh dunia.
Chrome berhasil menyalip posisi Firefox. Menurut perusahaan analisis web, StatCounter, 25,69 persen pengguna Internet kini berselancar di dunia maya dengan menggunakan Google Chrome.
Internet Explorer masih paling populer dengan jumlah pengguna sebanyak 40,63 persen. Adapun Firefox kini bergeser ke peringkat ketiga sebagai browser terfavorit dengan persentase 25,23 persen.
Bos StatCounter, Aodhan Cullen, menerangkan metode penentuan persentase tersebut. "Yang kami lihat adalah berapa banyak jumlah penggunaan browser, bukan download. Chrome memang banyak dipakai untuk mengunduh, tapi pemakaian untuk berselancar juga sangat tinggi."
Angka statistik didapat berdasarkan total data yang dikumpulkan pada sampel yang melebihi 15 juta page view per bulan. Semua data tersebut dikumpulkan dari jaringan StatCounter, yang berjumlah 3 juta situs di seluruh dunia.
Meski beberapa orang tak terlalu setuju dengan hasil dan metode yang dipakai StatCounter, data tersebut menunjukkan bahwa pengguna IE dan Firefox cenderung menurun. Tak lama lagi popularitas Google Chrome diprediksi bakal melewati IE sebagai browser yang paling sering dipakai.
Keunggulan Chrome dibanding peramban lainnya adalah kecepatan dan fitur pelindung keamanan data pengguna. Adapun Firefox, jika ingin tetap bersaing, harus segera membenahi kelemahan yang paling terasa, yakni pemakaian memori yang besar dan respons yang lambat.
| TECHJOURNAL | FIRMANS
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya