TEMPO Interaktif, California - Seperti Mark Zuckerberg yang pernah membobol data-data dan foto murid Harvard sebagai database situs rating foto Facemash buatannya, Glenn Steven Mangham adalah pelajar yang juga menjadi peretas. Bedanya, mahasiswa berusia 26 tahun ini meretas situs ciptaan Zuckerberg, Facebook.
Dalam persidangan di pengadilan Southwark Crown Court, Mangham mengaku bersalah karena menerabas sistem keamanan jaringan sosial terbesar di dunia itu. Pembobolan data Facebook itu dilakukannya pada bulan April dan Mei tahun ini.
Ketika meretas situs Facebook, Mangham menggunakan peranti lunak buatannya yang dapat mematikan alarm tanda ada tamu tak diundang masuk ke sistem komputasi.
Saat dicoba, software yang diciptakan Mangham bahkan tak dapat dideteksi lembaga intelijen, seperti FBI.
Jaksa Sandip Patel mengatakan siswa ini telah masuk ke sistem Facebook dan mengunduh berbagai "kekayaan intelektual yang sangat sensitif".
Sementara Mangham berdalih sedang menguji coba software buatannya yang ternyata bisa melampaui sistem pengamanan Facebook. Menurut dia, tak semua peretas itu bermaksud jahat.
"Ada aktivitas yang dinamakan ethical hacking," kata Mangham seperti dikutip Telegraph, Kamis, 15 Desember 2011.
Kendati berusaha tak meninggalkan jejak, sistem pengamanan di Facebook mencium jejak digital kedatangan software buatan Mangham tadi.
Dari jejak digital tadi, Satuan Polisi E-Crime kemudian membekuk Mangham pada Juni lalu.
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
24 hari lalu
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya
Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.
