Obat Kanker Baru Temuan Peneliti

Reporter

Editor

Sabtu, 21 Januari 2012 04:27 WIB

TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Jakarta:Para peneliti dari Universitas Cornell, Australia, menguji coba pengobatan pasien leukimia menggunakan obat anti-kanker yang dirancang khusus hanya untuk menyerang sel-sel kanker. Beda dengan obat kanker yang ada sebelumnya, obat baru ini tidak akan mempengaruhi sel-sel tubuh yang sehat.

Obat bernama KB004 ini merupakan semacam antibodi terapik yang dirancang untuk membidik dan menghancurkan sel-sel kanker pada penyakit kanker darah dan tumor ganas. KB004 adalah hasil penelitian yang dipimpin Profesor Martin Lackmann dari Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Cornell.

Uji coba perdana obat KB004 disponsori perusahaan Amerika Serikat, KaloBios Pharmaceuticals. Percobaan dimulai di Rumah Sakit Alfred pada pekan-pekan awal di tahun ini. Negeri Abang Sam terlibat dalam uji coba obat ini sejak tahun lalu.

Lackmann bersama sejawatnya, termasuk Profesor Andrew Boyd dari Institut Riset Medis Queensland dan Profesor Andrew Scott dari Institut Riset Kanker Ludwig, mengembangkan versi awal dari antibodi yang kelak dikembangkan menjadi KB004.

"Kami sangat senang melihat perkembangan KB004 di dunia klinik, khususnya menjadi bagian dari sejumlah percobaan yang memungkinkan kita mengobati penderita leukemia di Rumah Sakit Alfred," kata Lackmann.

Andrew Wei dari Pusat Penyakit Darah Australia di Universitas Monash menjadi pemimpin tim medis dalam percobaan klinik di RS Alfred. Ia bekerja sama dengan dokter yang berbasis di MD Anderson and Moffitt Cancer Centres di Amerika Serikat.

"Target yang disasar KB004 diyakini hanya pada sel kanker dan sel-sel dalam jaringan kanker yang menjaga sel-sel kanker hidup. Ini berarti KB004 hanya langsung mempengaruhi sel-sel ganas, sedangkan sel darah normal tetap aman, tidak seperti kemoterapi yang memiliki efek samping yang parah," kata Wei.

KB004 adalah hasil rekayasa tim ilmuwan di KaloBios Pharmaceuticals di San Francisco Selatan, menggunakan teknologi khusus untuk mengembangkan penelitian sebelumnya oleh Lackmann menjadi obat dengan fungsi terapi yang ditingkatkan.

Kepala Penelitian KaloBios Pharmaceuticals, Geoffrey Yarranton, mengatakan keunggulan KB004 adalah kekhususannya sebagai antibodi untuk sel-sel kanker dikombinasikan dengan potensi yang sangat rendah bagi tubuh untuk bereaksi.

"Pengalaman kami sampai saat ini menunjukkan bahwa KB004 hanya dapat menarget sel-sel kanker, tetapi tidak pada sel-sel darah putih yang sehat. Ini menjadi keunggulan yang membedakannya dari banyak obat kanker lainnya," kata Yarranton.

Uji coba pengobatan sampai hari ini masih diterapkan pada penderita kanker darah seperti leukemia akut dan kronis, sindrom myelodysplastic, penyakit myeloproliferative, dan multiple myeloma. Namun protein yang disasar KB004 ternyata juga dijumpai pada tumor padat, yang berarti antibodi tersebut dapat efektif terhadap berbagai kanker.

"Kami percaya antibodi ini memiliki potensi untuk memberikan manfaat signifikan bagi berbagai pasien dengan kanker darah atau tumor padat, mengingat potensi untuk menyerang berbagai jenis sel kanker," kata Lackmann menandaskan.

MONASH UNIVERSITY | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya