TEMPO.CO, Stanford - Ledakan matahari membuat Bumi dihujani partikel energetik dan radiasi skala tinggi. Fenomena ini akan lebih sering terjadi dan memuncak pada tahun 2013.
Peramal cuaca dari South African Space Weather Office, Kobus Olckers, menganjurkan masyarakat untuk menghindari beraktivitas di luar ruangan selama badai terjadi. Sebab, peningkatan aktivitas matahari menghasilkan paparan radiasi ultraviolet dalam jumlah besar. Jika terpaksa bepergian, gunakan tabir surya dengan efektivitas tinggi, minimal SPF 45.
Apakah benar tabir surya bisa menangkis radiasi tersebut? Ya, tabir surya melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Namun, saran Olckers dianggap berlebihan karena sebenarnya tak ada peningkatan radiasi berbahaya di permukaan Bumi ketika badai matahari berlangsung.
Ahli astronomi dari Stanford University Todd Hoeksema mengatakan, radiasi ultraviolet meningkat hingga ribuan kali lipat saat terjadi ledakan matahari. Namun, hitungan itu hanya terasa ketika manusia berada di luar angkasa. "Di permukaan Bumi, jumlah radiasi ultraviolet sama dengan kondisi normal," ujar Hoeksema.
Manusia beruntung tinggal di Bumi yang memiliki atmosfer. Lapisan udara setebal 400 kilometer ini menahan limpahan sinar ultraviolet. Untuk melakukan hal itu, partikel di atmosfer harus memecah diri dan menyerap energi berbahaya tersebut. Menurut Hoeksema, perlindungan ini dilakukan pada ketinggain 120-160 kilometer di atas permukaan Bumi.
Namun, selalu ada kebocoran selama proses ini. Karenanya, terdapat tambahan radiasi ultraviolet di permukaan Bumi dan menjilat kulit manusia. Lagi-lagi ini bukan hal yang berbahaya. "Peningkatan radiasinya minimal," kata dia.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa hujan radiasi ini terjadi hanya beberapa kali ketika matahari sangat aktif sekalipun.
Hoeksema mengatakan, bahaya sinar ultraviolet bersifat akumulatif. Karenanya, tidak terlalu penting jika peningkatan radiasi terjadi sesekali dalam waktu singkat.
Akumulasi sinar ultraviolet yang kelewat batas pada akhirnya menyebabkan mutasi genetik di kulit dan memicu kanker. "Masyarakat disarankan memakai tabir surya setiap saat," ujar dia.
LIVESCIENCE | ANTON WILLIAM
Berita terkait
Enam Badai Matahari Terbesar Dalam Sejarah
Radiasi Akibat Badai Matahari Aman bagi Manusia
Badai Matahari Serang Satelit, Sinyal Tetap Aman
Badai Matahari Tak Ganggu Sinyal Bandara Soetta
5 Situs Ini Tayangkan Aurora Badai Matahari 2012
Usai Badai Matahari, Saksikan Tarian Aurora Malam Ini
Bumi Punya Tameng Ganda Hadapi Badai Matahari
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya