TEMPO.CO , Jakarta - Perusahaan teknologi HP memperkenalkan server HP Proliant G7, yang dilengkapi prosesor AMD Opteron Seri 6200. Server ini memberi densitas komputasi yang mendukung berbagai aplikasi berkinerja tinggi paling rumit.
“Dengan menggunakan jumlah titik koneksi (node) yang lebih sedikit dan daya yang lebih rendah,” kata Hotland Tambunan, Industry Standard Server Director, HP Indonesia, dalam siaran pers, Selasa, 31 Januari 2012.
Kerja sama anatar HP dan AMD ini menghadirkan platform tercepat untuk beban kerja database serta membantu menghemat biaya sistem yang dikeluarkan untuk menerapkan mesin virtual.
“Sambil membatasi pemencaran, kerumitan, serta biaya TI pada pusat data yang selama ini menjadi tantangan banyak perusahaan,” katanya.
Server ini diklaim mampu meningkatkan efisiensi, skalabilitas, serta kinerja pusat data hingga 30 persen. Oleh karena itu server ini amat mendukung beban kerja database dan virtual yang berskala besar.
Server HP ProLiant G7 menggunakan 2.048 core per rak dan 33 persen core lebih banyak untuk beban kerja komputasi berkinerja tinggi yang bekerja secara bersamaan. Dengan begitu server ini mampu menghadirkan peningkatan kinerja sebesar 35 persen atas legacy offerings.
Dengan salah satu core density tertinggi di dunia dan menjadi pemimpin industri server selama 61 triwulan terakhir, HP telah meluncurkan lima server berstandar industri baru di jajaran ProLiant x86-nya, yaitu HP ProLiant BL465c G7, HP ProLiant BL685c G7, HP ProLiant DL385 G7, HP ProLiant DL585 G7, dan HP ProLiant DL165 G7.
Server-server baru tersebut dapat menghadirkan mesin database bersoket ganda (dual-socket database) cepat dengan throughput improvement sebesar 40 persen, melampaui generasi server HP ProLiant berbasis prosesor AMD Opteron sebelumnya.
Server HP ProLiant G7 juga mencakup HP Integrated Lights-Out (iLO 3), sebuah alat pengelolaan server yang memungkinkan pemantauan jarak jauh dengan biaya pemeliharaan yang lebih rendah.
Selain itu, server baru ini menawarkan HP Virtual Connect, yang akan memudahkan klien dalam menghubungkan server dan mesin virtual ke jaringan apa pun, mengurangi terpencarnya TI hingga 95 persen.
IQBAL MUHTAROM
Berita terkait
Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana
9 Mei 2017
Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.
Baca SelengkapnyaGoogle Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia
6 April 2017
Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.
Baca SelengkapnyaOleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco
19 Februari 2017
Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.
Baca SelengkapnyaSilicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada
1 Februari 2017
Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.
Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?
18 Januari 2017
Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital
Baca SelengkapnyaPemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud
18 Januari 2017
Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.
Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris
16 November 2016
CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.
Baca SelengkapnyaNTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut
31 Oktober 2016
NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.
Baca SelengkapnyaCanggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket
23 Agustus 2016
Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.
Baca SelengkapnyaKabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi
30 Juni 2016
Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.
Baca Selengkapnya