TEMPO.CO , Jakarta - Raden Jacob Salatun, pendiri Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang meninggal dunia hari ini, dikenal sangat mempercayai keberadaan Unidentified Flying Object (UFO). Hingga akhir hayat, ia masih mempercayai keberadaan piring terbang.
"Menurut anak beliau, Pak Salatun masih mempercayai UFO," ujar Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan Thomas Djamaluddin kepada Tempo, Jumat, 3 Februari 2012.
Kegemaran Salatun akan UFO sejalan dengan kegiatannya mengembangkan dunia kedirgantaraan. Pria kelahiran Banyumas, 29 Mei 1927, ini juga mendirikan Studi UFO Indonesia (SUFOI). Beberapa buku mengenai UFO juga ia terbitkan yaitu "Menjingkap Rahasia Piring Terbang" pada tahun 1960 dan "UFO: Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini" (1982).
Dalam buku terakhir, Salatun menuturkan pengalamannya melihat piring terbang. Pada 28 Maret 1982, ia sedang bercengkrama dengan anak laki-lakinya ketika menyaksikan kemunculan benda tak dikenal di tengah-tengah awan. Benda terbang tersebut berbentuk bulat dan berwarna putih.
"Mula-mula benda itu diam di tengah-tengah awan, kemudian ia bergerak ke arah barat sambil meninggalkan awan tadi untuk akhirnya menghilang pada elevasi 45 derajat," tulis dia dalam buku tersebut.
Buku karya Salatun sendiri menginspirasi banyak orang di Indonesia untuk memahami UFO. Tak heran jika peminat UFO di Tanah Air mendaulat Salatun sebagai Bapak UFO Indonesia.
Meski bersaksi pernah menyaksikan piring terbang, Salatun tak mendapat dukungan dari kalangan peneliti.
Menurut Thomas, keberadaan UFO bisa dibantah menggunakan penjelasan ilmiah. Piring terbang bisa dijelaskan sebagai planet Venus yang terang, satelit artifisial, lampion terbang, atau layang-layang bercahaya. "Dari aspek ilmiah, terbukti UFO tak ada," kata dia.
Ketertarikan akan UFO, kata Thomas, bisa dimaklumi karena Salatun menjalani hidup di era 1960-an dan 1970-an, ketika minat manusia akan UFO sangat tinggi. Pada masa ini, banyak penelitian dicurahkan untuk mendalami fenomena UFO.
ANTON WILLIAM