TEMPO.CO, Jakarta - Oracle memperkenalkan sistem pengamanan Identity Analytic, yang diklaim mampu mengenali kebiasaan penggunaan berbagai layanan melalui berbagai perangkat.
"Sistem ini bisa mengenali pola penggunaan berbagai layanan yang ada," kata Siva Belasamy, Regional Sales Director Oracle Enterprise Security untuk wilayah Asia Tenggara, di Jakarta, Jumat, 30 Maret 2012.
Siva menjelaskan sistem pengamanan bernama Oracle Identity Analytic ini dapat mengenali aktivitas setiap penggunanya. Contohnya, apabila sistem itu diterapkan perusahaan operator seluler, maka akan terlihat apa saja yang dilakukan pelanggan melalui perangkat bergerak mereka.
Misalnya, ketika pelanggan operator seluler tertentu mengakses situs tertentu, memasukkan password, melakukan transaksi keuangan, dan mencatat setiap gerak-gerik mereka. "Apa saja kegiatan yang dilakukan akan terekam," katanya.
Umumnya, platform pengamanan ini akan diaudit secara berkala, ada yang tiap tiga bulan, enam bulan, bahkan dua tahun sekali.
Dengan adanya analisis terhadap setiap kegiatan personal pengguna gadget online, maka perusahaan operator seluler tersebut dapat mengetahui apa saja kebiasaan pelanggannya dan dapat mendeteksi apabila ada yang tidak wajar.
Supaya lebih aman lagi, Siva memperkenalkan sistem "Bring Your Own Device" alias BYOD. Sistem pengamanan ini dapat mendeteksi dari perangkat apa biasanya Anda mengakses suatu layanan.
Contohnya, apabila Anda terbiasa melakukan transaksi perbankan melalui ponsel, maka jika suatu kali Anda mengakses transaksi perbankan yang sama, namun melalui perangkat selain ponsel, semisal PC atau tablet, maka sistem akan menanyakan apakah Anda adalah orang yang berwenang memerintahkan transaksi itu.
"Akan ada pertanyaan pengaman untuk mengkonfirmasi apakah benar Anda berhak menggunakan layanan ini," kata Siva.
Selain mampu mengenali perangkat yang lazim dipakai, BYOD juga dapat memblokir akses ke sistem apabila memakai jaringan atau Internet Protocol yang tak biasa digunakan.
RINI K
Berita terkait
Pembaruan Keamanan Twitter Cegah Konten Kasar
2 Maret 2017
Twitter menyediakan lebih banyak metode untuk mengendalikan
pengalaman para penggunanya.
Empat Langkah Hindarkan Ponsel dari Ancaman Spyware
30 Januari 2017
Spyware bisa menyusup ke aplikasi, lalu menyembunyikan diri.
Baca Selengkapnya3 Kesalahan Utama dalam Membuat Password Akun Internet
18 Januari 2017
Kata sandi atau password yang sederhana sering jadi penyebab
kerentanan keamanan internet
Peneliti Jepang Salin Sidik Jari dari Foto, Ini Bahayanya
18 Januari 2017
Data sidik jari bisa disalin dari sebuah foto digital seseorang yang berpose dua jari "V" atau tanda damai.
Baca SelengkapnyaPernah Bantu FBI Bobol iPhone, Perusahaan Israel Ini Diretas
16 Januari 2017
Perusahaan Israel, yang pernah mambantu FBI meretas data iPhone, kini terkena peretasan.
Baca SelengkapnyaNorton by Symantec: Ransomware Kian Berbahaya
21 Juli 2016
Angka infeksi ransomware meningkat setiap tahun. Pada 2015,
angka itu mencapai rekornya.
Laman Antivirus Ini Tawarkan Layanan hingga Paska Penjualan
12 April 2016
"Produk reseller kami dukung mulai dari instalasi awal, perawatan, hingga perbaikan,"
Baca SelengkapnyaIni Virus-virus Trojan yang Menyerang Ponsel Android
4 Maret 2016
Virus tersebut banyak menginfeksi perangkat berbasis Android versi 4.4.4 dan sebelumnya.
Honeywell Tawarkan Alat Kendali Anjing Latih ke Polda Metro
22 Februari 2016
Kemampuan K9 bermanfaat sebagai deteksi dini jika lokasi tersebut mengandung gas atau racun.
Baca SelengkapnyaDuh, Situs Setkab.go.id Diretas, Ada Tengkorak & Musik Disko
24 Desember 2015
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengaku sudah mengetahui ihwal peretasan tersebut.
Baca Selengkapnya