TEMPO.CO , Jakarta:Komunitas Android Indonesia untuk pertama kalinya mengadakan ajang kompetisi rooting terhadap sistem operasi Android. “Biasanya yang dilombakan itu pengembangan aplikasi Android,” kata pendiri komunitas Android, Agus Hamonangan di ajang kompetisi rooting, Jakarta, Sabtu, 14 April 2012.
Kompetisi rooting diselenggarakan bersamaan dengan peluncuran komputer tablet RealPad Bunaken dan RealPad Toba oleh PT Berca Cakra Teknologi. Agus mengatakan aktivitas rooting bisa dibilang ilegal. “Karena bisa merusak device,” katanya.
Menurut Agus banyak vendor tak mengizinkan proses rooting karena bisa merusak komputer tablet jika tak hati-hati. “Ini sudah menjadi standar manufaktur dimana-mana,” katanya.
Rooting merupakan proses membobol sistem keamanan Android. Meskipun bisa merusak perangkat, rooting bisa mengoptimalkan penggunaan Android sebagai sistem operasi. “Kami bisa menambah aplikasi baru yang penggunaannya memerlukan rooting, seperti screenshot misalnya,” kata Agus.
Kegiatan rooting kini menjadi sedikit lebih mudah dengan adanya cara baru super one click. “Kalau dulu untuk melakukan rooting perlu koding rumit,” katanya. Setelah rooting, kondisi komputer tablet bisa kembalikan seperti semula.
Kompetisi rooting bersama komputer tablet RealPad ini diikuti oleh 16 orang anggota komunitas Android Indonesia. Pembobol sistem keamanan Android tercepat mendapat hadiah Rp 3 juta, kemudian juara kedua dan ketiga, masing-masing Rp 2 juta dan Rp 1 juta.
Agus merespons positif kehadiran RealPad Bunaken dan Toba sebagai tablet lokal dengan kecepatan prosesor 1,4 GHz. Dengan kecepatan sebesar itu, RealPad Bunaken yang dijual Rp 4,7 juta terbilang murah. “Tujuan saya meng-Android Indonesia makin cepat tercapai,” katanya.
Dengan kemunculan vendor lokal yang menawarkan harga yang murah dan semakin turun, akan semakin banyak konsumen yang mampu memberi komputer tablet. “Hanya saja masalahnya sekarang pada operator, apakah siap mengantisipasi meningkatnya penggunaan layanan data,” katanya.
