TEMPO.CO , Jakarta - Effendy Ibrahim, Director Symantec untuk wilayah Asia, menyayangkan salah kaprah yang dilakukan pengguna gadget dalam melindungi perangkatnya.
"Mereka lebih senang membeli casing sekadar menjadi pelindung luar perangkat,” ujarnya dalam acara temu media di Plaza Indonesia pada akhir pekan lalu.
Padahal, ujarnya menambahkan, ancaman lebih besar yang selalu mengintai melalui internet. Tujuannya tentu mencuri data pengguna.
"Selama perangkat tersambung dengan internet ancamannya akan selalu ada," katanya.
Untuk pengguna Android, Effendi mengatakan Symantec telah meluncurkan sistem keamanan Norton Mobile Security. Sistem ini memberikan perlindungan terhadap perangkat bergerak, baik secara fisik maupun online.
Fitur dalam solusi ini mencakup teknologi anti-phishing, yang memblokir situs web palsu yang bertujuan mengambil data pengguna. Selain itu, dapat mendeteksi dan menghapus ancaman virus atau spyware dari aplikasi yang diunduh pengguna.
Bila terjadi pencurian atau kehilangan terhadap perangkat, pengguna dapat melacak keberadaannya melalui web dan SMS.
Melalui cara yang sama, pengguna juga dapat menghapus data yang ada dalam perangkat atau menguncinya sehingga perangkat tidak dapat digunakan.
Fitur terbaru dalam sistem ini adalah 'Scream' yang dapat melindungi fisik perangkat atas ancaman pencurian.
“Ketika pencurian baru saja terjadi, pengguna dapat mengirim SMS ke ponsel tersebut dan ponsel tersebut dapat 'berteriak' sehingga pelaku dapat segera diketahui,” ujarnya.
Aplikasi ini juga dapat memblokir telepon atau SMS dari nomor yang tidak diinginkan.
Norton Mobile Security dapat diunduh secara cuma-cuma untuk versi uji coba di Google Play, dan versi penuh dapat dibeli dengan harga Rp 150 ribu. Adapun versi untuk iOS akan diluncurkan dalam dua hingga tiga bulan lagi.
RATNANING ASIH
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya