Kelinci Langka dari Sumatera Tertangkap Kamera  

Reporter

Editor

Kamis, 31 Mei 2012 22:20 WIB

yourwildlifestories.com

TEMPO.CO , Massachusetts -Menggunakan kamera intai, dua peneliti dari University of Massachusetts Amherst, Amerika Serikat, berhasil merekam penampakan kelinci belang Sumatera, yang tergolong sebagai binatang paling langka di dunia. Binatang ini ada kemungkinan hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Sumatera.

Foto kelinci langka dan hasil observasi lain dilaporkan oleh kandidat doktor Jennifer McCarthy dan dosen konservasi lingkungan Todd Fuller dalam Oryx, The International Journal of Conservation. Foto pertama kelinci langka itu diambil di Kerinci Seblat pada 1998 dan nyaris tak pernah terlihat lagi sejak saat itu.

“Belum diketahui apakah kelinci itu ada di taman nasional lain, tapi tak terdeteksi,” kata McCarthy. “Perlindungan terhadap dua ‘benteng terakhir’ spesies ini amat penting.”

McCarthy mengatakan, ketika populasi manusia di Sumatera meningkat, kedua taman nasional itu semakin terdesak oleh pembukaan lahan untuk perkampungan, jalan, dan infrastruktur. “Upaya konservasi harus difokuskan pada dua area itu untuk mencegah hilangnya dua populasi kelinci belang Sumatera terakhir,” ujarnya.

Sejak 2008, McCarthy dan Fuller menggelar studi ekologis macan dahan, kucing emas Asia, kucing batu, dan kucing congkok di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Selain riset tentang empat kucing hutan itu untuk disertasinya, McCarthy berencana melanjutkan observasi terhadap kelinci langka ini dan menjalin kerja sama dengan University of Delaware dan Program Indonesia Wildlife Conservation Society. “Kami ingin mengontak setiap peneliti di seluruh Sumatera yang melakukan riset dengan kamera intai, mungkin 20-30 orang untuk mencakup pulau ini.”

McCarthy bertanya apakah para peneliti lain pernah melihat kelinci langka itu dan melaporkan hasilnya dalam laporannya. “Berita besarnya adalah kami memperoleh informasi penampakan kelinci itu di dua taman nasional,” katanya. “Untuk pertama kalinya kamu bisa menunjuk bahwa dua daerah ini ada kemungkinan menjadi tempat terakhir binatang itu bisa ditemukan. Kami tidak mengatakan binatang itu tak ada di tempat lain, tapi kami menekankan pentingnya melestarikan dua daerah itu untuk menyelamatkan mereka.”

Hutan yang menjadi habitat bagi kelinci dan berbagai satwa liar di taman nasional itu menahan tekanan yang terus-menerus dari perkebunan kelapa sawit dan kopi di sekitarnya. McCarthy juga menyatakan taman nasional itu menahan tekanan atas pembukaan jalan yang akan membuka akses manusia, termasuk para pemburu, memasuki kawasan terpencil yang menjadi tempat perlindungan satwa liar. Pada 2000-2009, lebih dari 3,1 juta hektare hutan di Sumatera hilang karena pembukaan lahan.

SCIENCEDAILY | TJANDRA

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya