TEMPO.CO , Rotterdam -- Menyisihkan sebagian harta untuk orang lain merupakan interaksi sosial yang lazim dilakukan oleh manusia. Peneliti sosiologi dan psikologi dari Erasmus University, Belanda, menyelidiki perilaku berderma.
Sebanyak 85 persen penderma merelakan harta kepada orang lain karena diminta langsung. Permintaan bisa berasal dari teman, peminta-minta yang mendatangi rumah, atau melalui iklan di media. Akibatnya, orang paling murah hati adalah yang paling sering dimintai sedekah.
"Seseorang terdorong berderma untuk menjaga reputasi," ujar peneliti dari Erasmus University, Pamala Wiepking, dalam wawancara kepada NewScientist, Selasa, 10 Juli 2012. "Mereka tak ingin merusak reputasi tersebut."
Di antara penderma, orang taat beragama menjadi yang paling murah hati. Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan kemurahan hati orang taat berlaku di seluruh kebudayaan dunia. Dorongan ini berasal dari penanaman nilai-nilai pemurah sejak kecil yang berdampak ketika dewasa.
Lingkungan yang taat juga memaksa seseorang menjadi pemurah. Sifat senang memberi dianggap sebagai kemuliaan, sehingga untuk masuk ke dalam lingkungan tersebut seseorang harus sering berderma.
Umur ikut mempengaruhi kedermawanan seseorang. Semakin tua seseorang, semakin besar kecenderungannya untuk memberi. Namun sifat senang memberi menciut ketika seseorang melewati usia 75 tahun. Penelitian menunjukkan penciutan ini disebabkan oleh orang sepuh dianggap tak memiliki kemampuan fisik yang prima sehingga jarang dimintai sumbangan.
Kecenderungan berderma ternyata dipengaruhi gender. "Perempuan lebih pemurah," kata dia. Hal ini disebabkan oleh tingginya rasa empati dan perhatian pada perempuan. Laki-laki berderma kepada partai atau kelompok politik dan cenderung lebih pemurah jika mengenyam pendidikan tinggi.
Secara mengejutkan, orang miskin menyumbang lebih banyak porsi hartanya ketimbang orang kaya. Hal ini bisa dipahami karena permintaan sumbangan biasanya memiliki batas minimal yang sama pada seluruh kelas sosial. Wajar jika orang miskin menyisihkan uang lebih banyak untuk sedekah ketimbang orang kaya. "Bukan karena orang kaya kurang pemurah," kata dia.
Wiepking memiliki tip agar orang mau bersedekah lebih banyak, yaitu menunjukkan keteladanan. Seperti di Amerika Serikat, kata dia, dermawan selalu dihargai, sekecil apa pun pemberiannya.
Riset yang dilakukan Wiepking didasarkan atas jajak pendapat yang disebar pada lembaga amal. Dari data ini pula diketahui bahwa kebanyakan orang enggan berdusta mengenai pemberian yang mereka lakukan. Beberapa orang malah menganggap pemberian mereka kurang banyak.
ANTON WILLIAM
Berita terkait
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan
24 hari lalu
BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaDua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?
26 September 2023
Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.
Baca SelengkapnyaRektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang
20 Juli 2023
Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.
Baca Selengkapnya2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi
14 Juli 2023
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.
Baca SelengkapnyaBagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad
14 April 2023
Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.
Baca SelengkapnyaPakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia
6 April 2023
Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.
Baca SelengkapnyaRancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah
26 Maret 2023
Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.
Baca SelengkapnyaPakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat
22 Maret 2023
Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.
Baca SelengkapnyaPsikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik
17 Januari 2023
Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.
Baca SelengkapnyaTips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu
13 September 2022
Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.
Baca Selengkapnya