TEMPO.CO, South Gobi– Untuk pertama kalinya, tim ilmuwan dari Panthera dan Snow Leopard Trust--dua lembaga pegiat konservasi satwa langka--berhasil merekam gambar induk macan tutul salju dan anaknya di Pegunungan Tost, Mongolia. Sebuah video pendek menunjukkan ibu dan anak itu sedang tidur di dalam sarang.
Video itu diambil oleh Orjan Johansson, ilmuwan dari kelompok Panthera, menggunakan kamera yang dipasang dari jarak yang cukup jauh. “Kami telah menghabiskan bertahun-tahun mencoba menentukan kapan dan di mana macan tutul salju melahirkan, berapa ukuran sarang mereka, dan bagaimana anak macan bertahan hidup sampai dewasa," kata Tom McCarthy, direktur eksekutif program macan tutul salju Panthera.
Terekamnya gambar macan tutul salju ini menggembirakan para ilmuwan karena hewan ini bersifat sangat pemalu. Sarang macan tutul yang terletak di lokasi ekstrim dan berbahaya menambah kesulitan untuk mempelajari hewan unik ini.
Ada dua sarang macan tutul salju yang ditemukan tim ilmuwan. Sarang pertama berisi dua ekor anak macan tutul, sarang kedua berisi satu anak.
Tim ilmuwan termasuk dokter hewan memasuki kedua sarang selama induk macan tutul keluar untuk berburu. Ketiga anak macan tutul ditimbang, diukur, difoto, dan diperiksa secara hati-hati. Dua dari tiga anak macan tutul dipasangi mikrocip ID mini (seukuran sebulir beras) yang ditanam di bawah kulit mereka untuk identifikasi di masa depan.
Hari-hari berikutnya, tim memantau pergerakan induk macan tutul untuk memastikan mereka kembali ke sarang dan merawat anak-anak mereka.
Howard Quigley, direktur eksekutif Panthera, mengatakan pengetahuan tentang pekan pertama kehidupan macan tutul di habitat alaminya sangat penting bagi upaya konservasi satwa langka tersebut.
"Program konservasi yang valid membutuhkan segala informasi mendasar tentang macan tutul salju. Penelitian terbaru ini menyediakan informasi tersebut," ujar dia.
Macan tutul salju (Panthera uncia) mendapat julukan "hantu gunung Asia" dari penduduk setempat. Julukan ini diberikan lantaran sangat sedikit hal yang diketahui tentang macan berambut abu-abu dan bertotol hitam ini.
Kehidupan macan tutul salju di alam liar belum banyak terkuak. Pengetahuan tentang hewan ini kebanyakan dipelajari dari macan tutul salju yang ada di kebun binatang. Di penangkaran, setiap induk macan tutul salju biasanya memiliki sampai tiga ekor anak.
Di alam liar, anak macan tutul salju diketahui menjadi sasaran empuk predator, rentan terkena penyakit, dan terancam oleh perburuan manusia. "Tapi persentase anaknya yang bertahan hidup sampai dewasa sampai sekarang hanya sebatas spekulasi," kata Quigley.
Pengumpulan data lapangan--lewat pengamatan dengan camera-trapping atau GPS collaring--sangat membantu para ilmuwan dan pegiat konservasi satwa langka untuk menentukan langkah perlindungan yang tepat bagi macan tutul salju.
SCIENCEDAILY | DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita lain:
Benarkah Mata Tak Bisa Bohong?
15 Danau Indonesia Kritis
Ketatnya Aturan Bertemu Steve Wozniak
Marissa Mayer Hamil 5 Bulan Saat Dipinang Yahoo!
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya