Badak Punah, Vietnam Dapat Rapor Merah dari WWF  

Reporter

Editor

Selasa, 24 Juli 2012 14:33 WIB

Anak badak, Bandhu dan ibunya Jatri di kebun binatang San Diego, Jumat (21/8). Bandhu, teman yang berarti dalam bahasa Hindi, lahir 18 Mei dengan berat 150 pounds (68 kilogram). Reuters/Ken Bohn/San Diego Zoo's Wild Animal Park/Handout

TEMPO.CO , Oslo - Organisasi konservasi internasional, World Wildlife Fund for Nature (WWF), telah merangkum laporan peringkat kepatuhan 23 negara yang terikat perjanjian internasional tentang perdagangan satwa liar. "Banyak negara menerima rapor merah," kata Colman O'Criodain, analis kebijakan perdagangan satwa liar WWF.

Peringkat dibagi menjadi tiga kategori nilai, yakni hijau, kuning, dan merah, sesuai dengan keberhasilan suatu negara mencegah perdagangan liar masing-masing satwa. Negara penerima rapor merah menandakan kegagalan menegakkan komitmen dalam perjanjian internasional perlindungan satwa liar.

Laporan berfokus pada upaya perlindungan tiga spesies paling dicari di pasar gelap internasional: gajah, harimau, dan badak. Laporan juga menganalisis dari negara mana ketiga satwa tersebut berasal, bagaimana jalur perdagangannya, serta negara apa saja yang menjadi tujuan penjualan satwa-satwa tersebut.

"Tiga spesies ini paling terancam dan paling banyak dibicarakan. Ketiganya berkaitan dengan masalah yang lebih luas," ujar O'Criodain.

Negara-negara penerima rapor merah membawa konsekuensi langsung bagi ketiga satwa. Vietnam menjadi negara paling tidak acuh ihwal perlindungan satwa liar. Dalam satu dekade terakhir, misalnya, badak Jawa Indocina telah musnah dari Vietnam. "Perburuan memainkan peran penting," demikian menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), melengkapi keterangan WWF.

Tingginya permintaan cula menjadi faktor pendorong laju kepunahan satwa pemakan tumbuhan ini. Di Vietnam, permintaan cula badak meningkat drastis berkat rumor yang menyebutkan khasiat cula untuk penyembuhan penyakit-penyakit tertentu, seperti kanker.

Menurut laporan WWF, Vietnam menjadi negara tujuan utama perdagangan cula badak dari Afrika Selatan. Pemerintah Vietnam terbukti lemah menerapkan sanksi kepada pihak yang berpartisipasi dalam perdagangan ilegal. Langkah-langkah hukum di negara itu juga dinilai tidak tegas untuk mengurangi perdagangan ilegal satwa lewat Internet.

"Belum pernah ada penyitaan hasil perdagangan satwa liar di Vietnam sejak 2008," begitu pernyataan yang dikeluarkan WWF, seperti dikutip Livescience, Selasa 24 Juli 2012.

Hanya dua negara yang tercatat menerima rapor hijau untuk ketiga spesies, yakni India dan Nepal. Kedua negara menunjukkan kemajuan signifikan dalam perlindungan gajah, harimau, dan badak. India dan Nepal terbukti mematuhi perjanjian perlindungan satwa liar dan menegakkan kebijakan untuk mencegah perdagangan ilegal.

Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES) menyatakan seluruh perdagangan cula badak, gading gajah, bagian tubuh harimau, dan spesies lain yang terancam punah, adalah ilegal. CITES ditandatangani 175 negara, termasuk Indonesia.

O Criodain mengatakan banyak negara yang memiliki hukum perlindungan satwa yang komplet tapi gagal menerapkannya di lapangan. Cina adalah contoh negara yang memiliki hukum ketat untuk mengendalikan penjualan gading gajah. "Namun Cina tidak memiliki catatan yang kuat dalam penegakannya," ujar dia.

Laporan yang dikeluarkan WWF, kata O'Criodain, merupakan gambaran tentang negara-negara yang menghadapi tingkat perdagangan ilegal tertinggi di tiga spesies. Sedangkan negara-negara asal satwa yang diperdagangkan, seperti Afrika tengah yang telah kehilangan semua badaknya, lolos evaluasi.

Evaluasi ini didasarkan pada pengumuman pemerintah yang dilaporkan dalam media massa, dokumentasi CITES, dan informasi yang dikumpulkan oleh TRAFFIC--jaringan pemantau perdagangan satwa liar--yang merupakan program bersama WWF dan IUCN.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

2 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

27 Februari 2024

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.

Baca Selengkapnya

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.

Baca Selengkapnya

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

14 April 2023

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."

Baca Selengkapnya

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

12 April 2023

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

9 April 2023

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.

Baca Selengkapnya