TEMPO.CO, New Haven--Stres menahun dan depresi parah diketahui bisa mengecilkan volume otak sehingga merusak kemampuan kognitif dan emosional. Perubahan ukuran ini ternyata dipicu aktivitas gen.
Fakta ini ditemukan setelah sekelompok peneliti neurobiologi dari Yale University setelah memeriksa jaringan saraf yang didapat dari bank otak. Setiap otak dikelompokkan menurut tingkat depresi dialami donor otak semasa hidup.
Perhatian peneliti tertuju pada faktor transkripsi GATA1 yang menentukan potensi perkembangan lima gen unik. Kelima gen tersebut dibutuhkan otak untuk mengatur pengiriman sinyal listrik dan kimia antar sel saraf--disebut sinapsis. Kemunculan faktor transkripsi GATA1 berhubungan dengan melambatnya kemunculan lima gen penentu komunikasi tersebut.
Otak milik orang normal memiliki jaringan sinapsis yang rimbun. Hal ini sejalan dengan faktor GATA1 yang minimal. Pada otak orang depresi, faktor GATA1 membuncah dan menghambat pembantukan sinapsis. Akibatnya jaringan sinapsis orang depresi lebih sedikit ketimbang orang normal. Dengan jaringan sinapsi yang lebih longgar, volume otak penderita depresi akan menurun.
"Terapi antidepresi bisa lebih baik setelah ditemukannya variasi genetik pada GATA1," kata salah seorang peneliti, Ronald Duman, di halaman resmi universitas, Minggu, 12 Agustus 2012.
Menurut Duman, terapi antidepresi harus berfokus pada pengayaan koneksi sinapsis. Hal ini bisa dilakukan dengan pengobatan teratur atau terapi perilaku.
YALE | ANTON WILLIAM
Berita Terpopuler:
Berpengacara Sama, Polri Dicurigai Mau Main Mata
Ular Piton dengan 87 Butir Telur Ditemukan
Pengacara Djoko Susilo Juga Kuasa Hukum Mabes Polri
Kasus Simulator SIM, Ada Upaya Selamatkan Djoko?
Arkeolog Ini Temukan Piramida via Google Earth
Nasib Penggalian Bunker di Bawah Kantor Jokowi
SBY Akhirnya Buka Suara Soal Century
Sepupu Kate Middleton Tampil Telanjang di Playboy
Ketua KPK: Silakan Sadap Telepon Kami
Kuasa Hukum Polri Nilai UU KPK Lemah
Berita terkait
Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik
16 Januari 2019
Tim ilmuwan dari University of Birmingham dan Cardiff University telah mengungkap bagaimana otak manusia merekontruksi atau menyusun kenangan.
Baca SelengkapnyaBagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut
21 November 2018
Dua peneliti syaraf dari Universitas California Riverside, dalam sebuah riset mencoba menjawab bagaimana cara menghilangkan rasa takut.
Baca SelengkapnyaOtak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya
8 November 2018
Riset terbaru hasil kolaborasi dari Kaspersky Lab dan University of Oxford mengungkap otak manusia akan menjadi target serangan hacker.
Baca SelengkapnyaBakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli
27 Desember 2017
Usus disebut sebagai otak kedua. Kalau kondisi usus baik, maka saraf di usus akan mengirimkan sinyal-sinyal positif ke otak
Baca Selengkapnya10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi
15 Desember 2017
Ada 10 hal yang bisa menambah daya ingat seseorang. Dua di antaranya adalah makan permen karet dan menonton komedi.
Baca SelengkapnyaDijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini
12 Desember 2017
Otak manusia memiliki banyak aktivitas, termasuk yang Anda belum tahu ini.
Baca SelengkapnyaIni Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan
9 Desember 2017
Peneliti mengidentifikasi jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran berjalan pada bayi, sebuah temuan yang bisa membantu memprediksi autisme.
Baca SelengkapnyaPikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya
9 November 2017
Pikiran tentang hal-hal buruk ternyata bisa mencerminkan kesehatan manusia. Misalnya tak bisa berhenti memikirkan pengalamam buruk. Kenapa?
Baca SelengkapnyaPenciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya
24 Oktober 2017
Hidung, sebagai Indra penciuman ternyata memiliki kaitan yang kuat dengan otak secara keseluruhan. Simak penelitiannya.
Baca SelengkapnyaMengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya
11 Oktober 2017
Pernah mempertanyakan mengapa manusia tertawa, merasakan kantuk, ataupun bisa mengalami 'jetlag'?, ternyata semua itu karena kinerja otak manusia.
Baca Selengkapnya