Yahoo Segera Kantongi Dana Segar Untuk Ekspansi

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 12 September 2012 20:49 WIB

Marissa Mayer

TEMPO.CO, San Fransisco -- Yahoo segera menyelesaikan penjualan 20 persen sahamnya di perusahaan dagang online Alibaba di Cina dalam sepekan. Menurut seorang sumber yang dikutip situs berita digital AllthingsD, transaksi ini bakal rampung dalam pekan ini.

Dalam transaksi pembelian saham kembali (buy back) senilai $ 7,6 miliar (sekitar Rp 72 triliun) itu, Yahoo akan mengantongi sekitar $4,5 miliar (sekitar Rp 43 triliun) karena terkena potongan pajak. Ini transaksi yang menguntungkan bagi Yahoo setelah menginvestasikan dana sebesar sekitar $ 1 miliar ( sekitar Rp 9,5 triliun) tujuh tahun lalu.

Ketika itu Yahoo berinvestasi saat pertumbuhan Alibaba sedang tersendat-sendat. Kini, Alibaba menjadi salah satu perusahaan e-commerce terbesar dunia. Dalam pernyataan pekan lalu, manajemen perusahaan yang berbasis di Cina meyakini bakal menyalip Amazon, perusahaan online ritel terbesar dunia yang berbasis di Amerika Serikat.

Hubungan Yahoo dan Alibaba sempat merenggang belakangan ini setelah Jack Ma, pendiri Alibaba, berencana mengurangi kepemilikan saham Yahoo di perusahaannya. Belakangan, Ma juga menyiratkan hendak berinvestasi dengan membeli sebagian saham Yahoo.

Yahoo bakal meraup uang lebih banyak saat Alibaba mencatatkan sahamnya di bursa dalam beberapa tahun lagi. Saat Alibaba melakukan penawaran saham perdana, Yahoo diwajibkan untuk menjual sepuluh persen dari sisa sahamnya. Sepuluh persen lagi wajib dijual seusai penawaran saham dilakukan.

Chief Executive Office Yahoo, Marissa Mayer, bakal menggunakan dana hasil penjualan saham ini untuk memperkuat Yahoo, yang menurun kinerjanya dalam beberapa tahun ini. Sebelum Mayer memimpin Yahoo pada Juli lalu, manajemen perusahaan yang berbasis di Sunny Vale itu berencana untuk mengembalikan sebagian dana kepada para pemegang saham lewat dividen atau program pembelian saham kembali.

Rencana ini berubah setelah Mayer, yang merupakan insinyur perempuan pertama Google, dipilih untuk mengembalikan kejayaan Yahoo. Pada pekan depan, direksi dan komisaris Yahoo bakal bertemu untuk membahas soal penggunaan uang ini, termasuk opsi untuk mengembalikan sebagiannya kepada para pemegang saham.

Langkah seperti ini dilakukan AOL, perusahaan digital media, pada tahun lalu yang membuat nilai saham perusahaan terdongkrak tiga kali lipat. Yahoo juga masih mengkaji penjualan sahamnya di Yahoo Jepang kepada mitra SoftBank. Juru bicara Yahoo dan Alibaba menolak menanggapi saat dimintai konfirmasi soal ini oleh media AllthingsD. WALL STREET JOURNAL | BUDI RIZA


Berita terkait

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

3 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

10 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

10 hari lalu

Pihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi

Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?

Baca Selengkapnya

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

22 hari lalu

PANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet

PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.

Baca Selengkapnya

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

26 hari lalu

Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

27 hari lalu

Bamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital

Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan

Baca Selengkapnya

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

30 hari lalu

Workshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech

Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

34 hari lalu

Jokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024

Presiden Jokowi meminta layanan yang mengintegrasikan administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kepolisian, bantuan sosial, dan keimigrasian - segera selesai.

Baca Selengkapnya

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

44 hari lalu

Kominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital

Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Segera Bentuk Komite untuk Jalankan Perpres Publisher Rights

57 hari lalu

Dewan Pers Segera Bentuk Komite untuk Jalankan Perpres Publisher Rights

Dewan Pers akan segera membentuk komite untuk mengawasi jalannya Peraturan Presiden atau Perpres Publisher Rights.

Baca Selengkapnya