Berbagai Penyiksaan Terhadap Lumba-lumba Sirkus

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 19 September 2012 05:33 WIB

Atraksi lumba-lumba di wahana Dolphin Bay merupakan tontontan paling digemari pengunjung Taman Safari Indonesia II Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Tempo/ABDI PURMONO

TEMPO.CO , Jakarta - Siapa tidak gembira menyaksikan polah lumba-lumba ketika berenang dan meloncat di kolam pertunjukan. Salah seorang yang terkesima adalah gitaris band punk rock Netral, Christopher Bollemeyer, yang menyaksikan koreografi lumba-lumba sepuluh tahun lalu. Ketika itu, pentas lumba-lumba menjadi ajang melonggarkan urat saraf yang tegang.

Beberapa tahun setelahnya, atraksi lumba-lumba masih menyangkut di benaknya sebagai kenangan indah. Namun fakta baru pada 2008 mengubah pikiran pria yang akrab disapa Coki ini. "Saya mendapat informasi lumba-lumba disiksa penyelenggara sirkus," kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu. Keterkejutan ini menggiring Coki untuk berdiskusi dengan organisasi perlindungan hewan Jakarta Animal Aid Network (JAAN).

Data yang dikumpulkan JAAN membenarkan informasi penyiksaan tersebut. Lumba-lumba ternyata dipaksa patuh dengan menerapkan diet ketat. Untuk mendapatkan makanan, satwa ini harus bersedia mengikuti perintah pelatih seperti melompat, menyambar bola, hingga melewati cincin api. Daging ikan, itulah pamrih yang diterima lumba-lumba patuh dari pelatih.

Setelah dilatih, lumba-lumba dipindahkan ke kota-kota pertunjukan. Coki lagi-lagi mendapati perlakuan yang tidak wajar terhadap spesies dengan nama latin Tursiops aduncus ini. Lumba-lumba ditempatkan di dalam kotak sempit.

Kulit lumba-lumba yang cepat mengering karena terpapar udara hanya dilumuri pelembab. Jika pelembab tidak ditemukan, penyelenggara sirkus mengoleskan mentega di kulit lumba-lumba. Kotak berisi lumba-lumba kemudian dimuat ke dalam truk pengap dan gelap yang mengangkut satwa sirkus ke kota pertunjukan berikutnya. "Lumba-lumba dipastikan kepanasan dan tertekan selama dipindahkan," kata Coki.

Kolam pementasan lumba-lumba juga menjadi neraka tersendiri. Kolam melingkar dengan diameter 6 meter berkedalaman 3 meter ini diisi oleh air laut buatan. Penyelenggara membuat air asin ini dengan mencampurkan air ledeng dengan berton-ton garam. Senyawa pembunuh kuman bernama klorin dicampurkan ke dalam air kolam. Klorin yang bersifat korosif dipastikan merusak organ mata yang sensitif. lumba-lumba pun menjadi rabun.

Data yang ia kumpulkan tersebut membuat Coki tergerak membuat aksi penentangan sirkus lumba-lumba keliling. Melalui laman Change.org, ia membuat petisi yang mengajak perusahaan besar menghentikan dukungan penyelenggaraan sirkus sejak Juli lalu. Sirkus lumba-lumba memang memanfaatkan halaman beberapa pasar swalayan sebagai lokasi pertunjukan.

Hingga pertengahan September, 87 ribu orang telah membubuhkan tanda tangan digital menyatakan ikut bergabung dalam petisi digital ini. "Dengan petisi ini kami berharap Indonesia berhenti menjadi penyelenggara sirkus lumba-lumba keliling terakhir di muka bumi," ujar dia.

ANTON WILLIAM

Berita terpopuler lainnya:
iPhone 5 Punya Keyboard Laser?

Pre-Order iPhone 5 Tembus 2 Juta dalam 24 Jam

Ditemukan Monyet Berwajah Burung Hantu

Dijual 2 Hari Lagi, Pembeli iPhone 5 Mulai Ngantri

Asus Tablet Pasang Harga Tinggi

Google Akuisisi Rival Instagram

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya