TEMPO.CO, London - Ilmuwan Skotlandia menemukan ide baru yang menarik terkait usaha memerangi pemanasan global. Dalam penelitiannya, pemanasan global ini dapat diperangi dengan debu asteroid yang bisa bertindak seperti pelindung bumi.
Permukaan asteroid diledakkan untuk menciptakan awan debu raksasa yang bisa digunakan sebagai tabir surya untuk planet ini. Para peneliti Universitas Strathclyde, Inggris, percaya bahwa asteroid yang ukurannya sesuai dapat dipindahkan di posisi dekat dengan bumi sebelum awan debu raksasa meluncur di permukaannya.
Asteroid ini memiliki gaya gravitasi. Oleh sebab itu, dalam proses pemindahannya, debu asteroid ini dipegang dalam posisinya dan secara bertahap kemudian disebar di seluruh ruangan atmosfer.
Ide baru ini adalah serangkaian proyek ambisius geo-engineering yang bertujuan mengubah iklim planet dengan merefleksikan, mengalihkan, atau menyerap radiasi matahari. Diperkirakan iklim akan meningkat antara 1,1 hingga 6,4 derajat Celsius pada akhir abad ini.
Salah seorang dari tim peneliti di Universitas Strathclyde, Russel Bewick, mengatakan, ide layar raksasa yang menghalangi radiasi matahari ke bumi secara keseluruhan sering kali muncul di benak para peneliti. "Awan debu ini bukan tindakan penyelesaian yang permanen, tetapi bisa mengimbangi efek perubahan iklim," katanya.
Dalam proposal sebelumnya malah berencana menempatkan cermin raksasa besar di ruang angkasa untuk menaungi bumi dari matahari. Namun cara ini dipandang tak praktis dan membutuhkan biaya besar. Para peneliti datang dengan ide terbarukan ini dengan memanfaatkan gravitasi asteroid itu untuk mengikat debu dan membiarkannya terus melayang-layang.
Asteroid itu akan ditempatkan pada posisi Lagrange L1, yaitu titik di mana tarikan gravitasi matahari dan bumi saling mengimbangi. Letak L1 adalah sekitar empat kali jarak dari bumi ke bulan. Mereka telah mengidentifikasi asteroid besar yang dekat dengan bumi, yaitu 1.036 Ganymed adalah kandidat yang tepat.
Mereka percaya, Ganymed dapat menghasilkan awan debu yang cukup besar untuk menyelimuti 6,58 persen bumi dari radiasi matahari. Luasan yang lebih dari cukup untuk memerangi efek pemanasan global.
Penghitungan awan debu yang dihasilkan sekitar 5 quadrillon atau 5 x 10 (pangkat)15 kilogram dengan luasan 1.600 mil.
Tantangan utama bagi para ilmuwan ini adalah bagaimana menemukan cara yang efektif untuk menggerakkan asteroid besar itu ke wilayah L1. "Asteroid yang sangat besar adalah potensi ancaman besar bagi bumi. Oleh karena itu, pengujian itu harus hati-hati dan sesuai dengan skenario pelaksanaan," ujar Bewick.
DAILYMAIL | ISMI WAHID
Berita terpopuler lainnya:
Tokoh di Balik Penghentian Pemutaran Film G30S
Tiga Pesan Soeharto Kala G30S/PKI
Untuk Tabok PKI, Tentara Pinjam Tangan Rakyat
Djoko Susilo Langgar Perintah, Ini Respons Kapolri
Pengakuan Anwar Congo, Algojo di Masa PKI 1965
Ketika Ibu Nasution Melihat Keke
MA Tidak Akan Jawab Surat Djoko Susilo
108 Arwah Korban G30S Disucikan di Bali
Berita terkait
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata
1 hari lalu
Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG
Baca SelengkapnyaKemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim
3 hari lalu
Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaKerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno
4 hari lalu
Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.
Baca SelengkapnyaPusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan
5 hari lalu
Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.
Baca SelengkapnyaKemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim
5 hari lalu
Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaAmerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T
13 hari lalu
Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.
Baca SelengkapnyaDiskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan
16 hari lalu
Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.
Baca SelengkapnyaPeneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks
16 hari lalu
Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.
Baca Selengkapnya5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan
17 hari lalu
Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab
Baca SelengkapnyaMaret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas
22 hari lalu
Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.
Baca Selengkapnya